Evakuasi dan Berlindung, Puluhan Siswa Tunanetra di Sukabumi Dilatih Tanggap Darurat Bencana

25 Maret 2024, 18:25 WIB
Siswa tunanetra di SLB A Budi Nurani Kota Sukabumi sedang mengikuti pelatihan tanggap darurat bencana. /Manaf Muhammad/Media Pakuan

 

 


MEDIA PAKUAN - Sebanyak 37 siswa tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) A Budi Nurani mengikuti pelatihan tanggap darurat bencana yang diadakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, Senin 25 Maret 2024.

Bertempat di SLB Budi Nurani di Jalan Balandongan, Kelurahan Sudajaya Hilir, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, para siswa taampak antusias mengikuti pelatihan tanggap bencana.

Mereka mendapat edukasi untuk mengambil langkah atau tindakan yang tepat ketika terjdi becana. Edukasi kebencanaan yang diberikan PMI Kota Sukabumi kepada para siswa, didampingi juga oleh para guru.

"Informasi yang kita sampaikan adalah bahwa mereka itu skala prioritas ketika terjadi bencana khususnya ini juga peran pemerintah bahwa kaum-kaum disabilitas inklusif itu adalah kaum-kaum yang harus diprioritaskan ketika melakukan evakuasi," kata Staf Divisi Pelayanan PMI Kota Sukabumi, Dinar Muhamad.

Baca Juga: Dishub Sukabumi Ancang-ancang Hadapi Arus Mudik Lebaran 2024

Dia mengungkapkan, salah satu hal utama yang disampaikan dalam edukasi dan simulasi ini adalah untuk tidak panik saat terjadi bencana terutama gempa bumi.

"Jadi tadi diajarkan untuk melakukan evakuasi mandiri dan tidak panik ketika terjadi bencana atau hal-hal darurat lainnya. Tadi kita memberikan materi klasifikasi bencana, faktor-faktor yang menyebabkan bencana, belajar melakukan evakuasi mandiri seperti berlindung, bertahan, dan melakukan pergerakan dari titik yang tidak aman ke titik kumpul (titik aman)," ucapnya.

Para siswa penyandang disabilitas tunanetra ini menurut Dinar juga merupakan warga yang harus menjadi prioritas dalam mendapatkan edukasi dan sosialisasi mengenai tanggap darurat kebencanaan.

"Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita di PMI untuk melakukan penyebarluasan informasi bencana khususnya bagi kaum-kaum disabilitas. Kendalanya saat ini kita di visual anak-anak karena mereka menangkap materi hanya melalui suara yang kita ajarkan tetapi mereka sangat antusias sekali dan bisa mengikuti dari awal sampai akhir dengan ceria," ujarnya.

Baca Juga: Banjir Limpasan Terjang Kota Sukabumi, Lima Rumah Terdampak

Tanti Erkanti selaku Kepala SLB A Budi nurani Kota Sukabumi menambahkan, kegiatan sosialisasi dan edukasi kebencanaan ini perlu dilakukan, sebab bahwa Sukabumi juga merupakan wilayah yang masuk kategori rawan bencana.

"Anak-anak disabilitas juga memerlukan informasi yang sejelas-jelasnya bagaimana informasi siaga bencana di mana kota kita adalah kota yang rawan bencana mudah mudahan dengan kegiatan ini anak anak lebih berkesan dan lebih bermakna karena mereka langsung melakukan kegiatan simulasi. Sehingga mereka ketika suatu saat menghadapi bencana di manapun mereka berada, mereka harus bisa cepat tanggap apa yang mereka harus lakukan baik untuk pribadi maupun lingkungannya," ujarnya.

Tanti mengatakan, kegiatan edukasi kebencanaan ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan di SLB A Budi Nurani. Sebelum adanya kegiatan ini para siswa belum banyak mengetahui langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Dia berharap, dengan adanya kegiatan ini, ke depannya siswa-siswi, para guru, dan warga sekolah dapat lebih memahami mengenai kebencanaan.

"Kita belum tahu SOP yang jelas tapi kita juga searching di internet minimal udah tau tapi dengan kegiatan ini lebih aware lagi untuk pembimbingan kepada anak-anak kita lebih tahu lagi SOP yang harus dilakukan apabila ada bencana di sekolah maupun di panti," jelasnya.

Baca Juga: Serba-serbi Ramadhan, Viral Biarawati Jualan Takjil di Sukabumi

Sementara itu, salah satu siswi kelas 2 SMP Siti Nurazizah (14), mengaku bahwa ini merupakan pengalaman pertama kalinya mengikuti edukasi mengenai kebencanaan. Dalam kegiatan tersebut dia diajarkan untuk berlindung dan melakukan evakuasi saat terjadi bencana.

"Cara evakuasi cara berlindung dari gempa bumi dari bencana seperti berlutut, berlindung dengan cara memegang kepala atau sembunyi di bawah meja, lalu bertahan, terus berdoa, terus evakuasi," ujarnya.

"Ini pengalaman baru pertama kali terus jadi motivasi juga buat aku biar supaya ke depannya bisa dilatih lagi," tandasnya.***

Editor: Manaf Muhammad

Sumber: Media Pakuan

Tags

Terkini

Terpopuler