Kala Warga Belanda Jatuh Cinta pada Pencak Silat : Datang ke Sukabumi untuk Belajar Jurus Golok Kala Petok

2 September 2023, 20:34 WIB
Warga Belanda Isa Hoogeboom belajar pencak silat jurus Golok Kala Petok di Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi. /Manaf Muhammad/Media Pakuan

MEDIA PAKUAN - Pencak silat memiliki daya tarik tersendiri. Selain menjadi beladiri, pencak silat juga terkenal dengan kesenian khas dan sejumlah aspek lainnya. Sehingga tak ayal UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menetapkan pencak silat menjadi warisan budaya takbenda dunia atau world intangible cultural heritage pada 12 Desember 2019.

Dengan daya tarik yang dimiliki pencak silat tersebut, banyak warga dunia yang jatuh cinta dengan seni beladiri khas Indonesia ini. Salah satunya adalah Isa Hoogeboom, seorang praktisi beladiri asal Belanda. Pria berusia 58 itu telah menetap di Garut, Jawa Barat sejak beberapa tahun silam. Kedatangannya ke Indonesia tak lain untuk memperlajari pencak silat.

Dengan penampilan serba hitamnya yang nyentrik dengan iket kepala Sunda, Isa juga cukup fasih dalam berbahasa Sunda. Kecintaannya pada dunia pencak silat tak terlepas dari sahabatnya asal Indonesia yang ditemuinya di Amsterdam ketika dirinya masih berusia 18 tahun.

Selang berpuluh-puluh tahun kemudian dia pun kembali memperlajari pencak silat langsung dari negara asalnya. "Saya belajar pencak silat pada sekitar tahun 2016 bersama perguruan Panglipur," kata Isa ketika diwawancarai Media Pakuan, Sabtu 2 September 2023.

Baca Juga: Tungku Api Ditinggal, Rumah Panggung di Gunungguruh Sukabumi Ludes Kebakaran

Selama menempa ilmu pencak silat bersama perguruan Panglipur, dia tertarik pada permainan golok khasnya yaitu jurus Golok Kembar. Dari sana, dia mulai menapaki karir pencak silatnya dengan beberapa kali tampil di berbagai festival pencak silat hingga taraf internasional, salah satunya Golok Day Festival 2018 di Cilegon, Banten.

Isa Hoogeboom juga berlatih pencak silat dengan para santri Al Fath.

Saat berada di festival tersebut dia kepincut dengan pertunjukan jurus Golok Kala Petok yang ditampilkan guru besar perguruan silat Sang Maung Bodas, KH Fajar Laksana.

Lima tahun berselang, dia pun memutuskan datang ke Ponpes Dzikir Al Fath untuk berguru kepada KH Fajar Laksana.

"Saya sangat terkejut karena saya senang di sini resep pisan. Atmosfer bagus sekali, orang orang sopan, ada banyak yang belajar Islam saya lihat anak anak baca Al Qur'an bagus sekali saya kaget saya bangga saya suka sekali," terang Isa.

Baca Juga: Diakhir Jabatannya, Fahmi Terharu Sambutan Antusias Ribuan Anggota Pramuka: Cintai Kota Sukabumi Sepenuh Hati

"Ini pertama kali saya datang ke Dzikir Al Fath tapi saya tahu guru Abah Fajar saya tahu beliau lima tahun lalu, dua tahun saya semua demonstrasi di Golok Day Festival Cilegon Banten jadi saya tahu Abah Fajar lima tahun," ujarnya.

Dari PS Sang Maung Bodas dia tertarik dengan berbagai jurus khasnya terutama jurus Maung Keubet dan jurus Golok Kala Petok.

"Saya suka teknik harimau (Maung Keubet) saya suka, saya suka teknik golok (Golok Kala Petok) saya suka. Itu baru buat saya, itu sedikit susah sekarang," ucap pria yang akrab disapa Kang Isa.

Selama tiga hari Isa Hoogeboom singgah di Ponpes Dzikir Al Fath kelurahan Karang Tengah kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi, kemudian melanjutkan perjalanannya ke Banten.

Baca Juga: 5 Jam Lebih Api di Gunung Walat Belum Padam, Kebakaran Hutan Meluas hingga ke Sejumlah Desa di Sukabumi

Guru besar perguruan silat Sang Maung Bodas sekaligus pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath KH Fajar Laksana yang langsung melatih Isa Hoogeboom belajar jurus Golok Kala Petok. Isa juga diberikan cinderamata senjata Golok Kala Petok yang memiliki ciri khas berukuran lebih pendek dari pada senjata golok pada umumnya, serta terdapat lengkungan di dekat gagangnya.

KH Fajar mengatakan, kedatangan Isa juga mengunjungi Museum Prabu Siliwangi yang berada di Ponpes Dzikir Al Fath sebab pesilat tersebut juga menggemari budaya Sunda.

"Dia sudah belajar di perguruan yang lain sehingga dia berkolaborasi dia menambah lagi ilmunya yang dipelajari murni utamanya adalah pencak silat, sejarah sunda, dan seni budaya Sunda yang ada di kita, serta seni budaya tradisi maen bola leungeun seneu (Boles) dan Ngagotong Lisung," katanya.

Di sisi lain, dia menjelaskan jurus khas dari aliran Sang Maung Bodas memiliki arti dan makna filosofi tersendiri, terutama jurus Golok Kala Petok dan Maung Keubet.

Baca Juga: Sukabumi Kebakaran Hutan Lagi! Kali Ini Bara Api Berceceran di Gunung Walat

"Jurus Maung Keubet. Maung itu maknanya kuat, keubet itu maknanya dekat jadi ilmu jurus Maung Keubet adalah ilmu mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian makna jurus Golok Kala Petok. Golok itu senjata, Kala itu adalah waktu atau ilmu, lalu Petok itu adalah dekat. Jadi golok kala petok itu adalah senjata untuk setiap saat mendekatkan diri kepada Allah," jelasnya.***

Editor: Manaf Muhammad

Sumber: Media Pakuan

Tags

Terkini

Terpopuler