MEDIA PAKUAN-Perwira Teritorial Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 0607, Sukabumi Kota, Kapten Akhmad Samas ada kebanggaan tersendiri sebagai penggembala alias tukang 'nganggon'.
Kenangan yang sangat membekas sejak kecil, ketika harus mengembala domba bapaknya.
Nganggon ternak milik bapaknya, memang tidak begitu banyak. Namun kambing yang berjumlah 8 ekor, telah membawa dirinya menjadi kuat. Tidak hanya harus memiliki keterampilan khusus, tapi ngangon dituntut harus cekatan apalagi domba milik bapaknya, tidak bisa diam ditempat.
Meleng sedikit saja, domba-domba kabur kemana-mana. Sehingga dia harus 'asruk-asrukan' mencari hingga pinggir hutan dan bukit diseputar pergunungan Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung
"Bayangkan saja, hampir setiap siang usai pulang sekolah. Kambing bapak harus di'anggon'. Memasuki Ramadhan, nganggon domba di pinggir hutan bukit dilakukan setiap hari karena saat itu, sekolah diliburkan," katanya
Akhmad Samas yang kerap di sapa Samas, mengatakan ngangon sambil ngabuburit dilakukan sangat disenanginya. Apalagi aktivitas sekali dapat bermain dengan teman teman sebayanya. Sehingga tidak terasa Adzan maghrib sudah terdengar.
" Ngabuburit sambil nganggon domba sangat mengasikan. Disela-sela bisa saja, sambil berenang dan main bola di sawah kering," katanya
Baca Juga: Gaya Mohawk Bangkit Kembali Trendy 2020
Sebelum domba dibawa ke kandang, kata Tentara yang akrab dengan para Jurnalis Kota dan Kabupaten Sukabumi itu, selalu dibawa berenang. Karena sering dimandiin, banyak para tengkulak domba 'ngadodoho' ingin membelinya.
" Alhasil, dari keringat nganggon, setiap lebaran pasti bapak membeli kan baju dan sepatu baru. Karena bapak menjual hasil domba yang dianggonnya lebih mahal dari sebelumnya," katanya.