Gedung Bursa Efek Jakarta Diserang Bom, Tewaskan 15 Orang

- 13 September 2020, 19:10 WIB
Kondisi pascaserangan bom di Gedung BEJ, Jln Jendral Sudirman, Jaksel, DKI Jakarta. (Youtube)
Kondisi pascaserangan bom di Gedung BEJ, Jln Jendral Sudirman, Jaksel, DKI Jakarta. (Youtube) /

MEDIA PAKUAN-Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang berada di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan, DKI Jakarta menjadi sasaran serangan kelompok teroris. Akibat ledakan bom tersebut, sebagian bangunan gedung porak poranda.

Akibat serangan bom yang dilakukan oleh kelompok teroris ini mengakibatkan 15 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya terluka baik luka ringan, sedang hingga berat.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, ledakan dahsyat tersebut terjadi pada 13 September sekitar pukul pukul 15.20 WIB di saat gedung tersebut tengah ramai pengunjung.

Baca Juga: Valentino Rossi Diprediksi Juarai MotoGP San Marino 2020

Ledakan itu berasal dari lantai parkir P2 Gedung BEJ yang ternyata dari hasil penyelidikan bom rakitan berdaya ledak tinggi tersebut disimpan di dalam mobil Toyota Corona Mark II bernopol B 2676 WL.

Warga yang berada di sekitar lokasi pun langsung berhampuran keluar menyelamatkan diri, bahkan tidak sedikit korban yang terdampak menyelamatkan diri dalam kondisi terluka.

Jenazah para korban pun bergelimpangan dengan kondisi yang mengenaskan, isak tangis pun bersahutan menambah suasana semakin mencekam. Hilir mudik suara mobil ambulance yang mengevakuasi korban terus bersahutan.

Setelah melakukan olah TKP pihak kepolisian pun langsung bergerak cepat untuk mengungkap kasus serangan bom ini dan menangkap para pelakunya.

Baca Juga: Prediksi MotoGP 2020: Pebalap Yamaha Diyakini Sapu Bersih Podium di San Marino

Kurang dari dua pekan, setelah terjadi aksi teroris tersebut polisi berhasil menangkap enam orang pelaku penyerangan yakni Tengku Ismuhadi Jafar, Irwan alis Irfan, Ibrahim Hasan, Iswadi H Jamil, Ibrahim AMD bin Abdul Wahab dan Nuryadin.

Dari hasil pengungkapan kasus serangan bom terhadap gedung BEJ yang terjadi pada 20 tahun lalu atau tepatnya di tahun 2000 diotaki oleh mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang merpakan pemilik bengkel di wilayah Ciganjur, Jaksel.

Pada kasus serangan teroris itu juga menyeret dua oknum anggota yakni TNI Serda Irwan yang merupakan anggota Grup V Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Praka Ibrahim Hasan anggota Detasemen Markas Komando Strategi Cadangan Angkatan Darat (Kostrad).

Baca Juga: Guru Hukum Squat Jump Tidak Kerjakan PR, Bocah Tewas Gagal Jantung

Kedua oknum anggota TNI itu bertugas sebagai perakit bom berbahan peledak TNT dan RDX. Ternyata keduanya merupakan orang bermalasah.

Terungkap motif penyerangan bom terhadap gedung BEJ itu adalah ekonomi, di mana sebelum melakukan aksinya uang milik Tengku Ismuhadi sebanyak Rp325 juta dan Rp100 juta milik Ibrahim Manaf ditukar ke pecahan Dollar Amerika Serikat.

Dipilihnya BEJ sebagai sasaran terorf untuk merusak kondusifitas dan perekonomian Indonesia sehingga nilai tukar Rupiah terhadap Dollar menjadi anjlok.

Sehingga, jika aksinya tersebut berhasil harga Dollar akan mahal dan mereka akan memanfaatkannya dengan menukar kembali uang pecahan Dollarnya ke Rupiah yang keuntungannya dari selisih harga.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x