Network
MEDIA PAKUAN- Meskipun keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak uji materi terhadap UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum membuat banyak orang memberikan beragam reaksi dan komentar di media sosial, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, tetap mempertahankan karier politiknya.
MK mengonfirmasi batas usia minimum 40 tahun untuk calon presiden dan wakil presiden dalam pemilihan umum tetap berlaku. Namun berpengalaman jadi kepala daerah
Keputusan ini membuat beberapa orang mengaitkannya dengan nama Gibran, yang merupakan putra sulung dari Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: KA Argo Semeru Alami Kecelakaan di Sentolo DI Yogyakarta, Penumpang pada Bingung: Kenapa Yah, Simak Yu
Gibran Rakabuming Raka, yang sebelumnya mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo pada Pemilihan Kepala Daerah 2020, menghadapi tantangan yang signifikan selama kampanye.
Dugaan nepotisme dan penyalahgunaan kewenangan menjadi isu yang sering dikaitkan dengannya karena kedekatannya dengan Presiden Jokowi.
Meski begitu, Gibran dan calon wakilnya, Teguh Prakosa, memenangkan pemilihan dengan persentase suara yang besar dan berhasil menduduki jabatan Wali Kota Solo.
Pada masa kepemimpinannya, Gibran fokus pada berbagai program pembangunan dan perbaikan di kota tersebut.
Keputusan MK yang mempertahankan batas usia minimum untuk calon presiden dan wakil presiden seakan memunculkan pertanyaan tentang masa depan Gibran di politik.
Meskipun beberapa orang mungkin meragukan kelanjutan kariernya, Gibran telah menyatakan tekadnya untuk melanjutkan kiprah politiknya.
Baca Juga: Israel Lakukan Penculikan, 65 Warga Palestina di Tepi Barat Digiring dari Kamp Pengungsian: Para Mantan Tapol
Dengan berbagai tantangan yang mungkin dihadapinya, keputusan tersebut hanya akan menguatkan tekadnya dalam berpolitik.
Gibran Rakabuming Raka adalah salah satu tokoh muda dalam politik Indonesia yang akan terus menjadi sorotan dan perdebatan dalam beberapa tahun mendatang.***
