Network
MEDIA PAKUAN-Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran
dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Romusha Kisah dibalik sejarah selokan Mataram
Indonesia mulai membuat ilustrasi untuk uang kertas sendiri pada masa Orde Lama. Ilustrasi pertama dilukis oleh Oesman Effendi dan Abdul Salam. Dengan kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi penerbitan dan ilustrasi maka pada tahun 1951 pelukis Oesman Effendi dan ilustrator Abdul Salam dikirim ke Belanda untuk mempelajari cara-cara membuat ilustrasi pada uang kertas, yang nantinya akan diajarkan di tanah air.
Baca Juga: Polres Sukabumi Kota Dorong Ketahanan Masyarakat.
Sebagian besar uang kertas Indonesia yang terbit antara tahun 1952 hingga 1988 mencantumkan nama desainer uang tersebut.
Keterangan tersebut dapat dilihat di bagian muka uang, tepatnya di sebelah kiri bawah. Nama desainer tertulis dalam huruf kapital dan diikuti dengan tulisan "DEL.", yang merupakan singkatan dari "Delinavit" alias perancang uang. Dengan demikian kita jadi tahu siapa nama perancang uang yang kita gunakan sehari-hari.
Baca Juga: Digandeng Penulis Drama Sky Castle, Jisoo Blackpink akan Bintangi Drama Terbaru JTBC
Di tahun 1980, Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) kembali mencantumkan nama perancang uang di atas uang yang mereka cetak. Dimulai dengan pencantuman nama Sudirno di uang pecahan Rp.1.000 tahun 1980 dan nama AL Roring di uang pecahan Rp.5.000 tahun yang sama. Uang kertas terakhir yang mencantumkan nama desainernya adalah pecahan Rp.500 tahun 1988. Uang yang biasa disebut sebagai uang kijang atau menjangan ini mencantumkan nama Soeripto.
Sayangnya, sejak edisi 1992, uang-uang kertas Indonesia tidak lagi mencantumkan nama perancangnya.
Berikut beberapa nama perancang uang Indonesia:
Baca Juga: Gelar Pahlawan Nasional Terwujud, Keluarga KH Ahmad Sanusi Minta Bantuan DPR RI Asal Sukabumi
