Protes Keras Warga NU: Nadiem Harus Bertanggungjawab Lenyapnya KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah RI

- 20 April 2021, 09:12 WIB
Warga NU : Nadiem Harus  Bertanggungjawab Lenyapnya KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah RI
Warga NU : Nadiem Harus Bertanggungjawab Lenyapnya KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah RI /

 

MEDIA PAKUAN - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, diprotes keras lingkaran NU.

Pasalnya dengan sengaja menghilangkan tokoh pendiri ormas terbesar di Indonesia itu, Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, lenyap dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkan Kemdikbud.

Namun, sejumlah nama tokoh komunis muncul dalam kamus yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Baca Juga: PBB Desak ASEAN agar Segera Bertindak Keras Terhadap Kekejaman Junta Militer Myanmar

Atas dasar itulah Nadiem Makarim Harus bertanggung jawab atas penghilangan jejak sejarah tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum NU CIRCLE (Masyarakat Profesional Santri) R. Gatot Prio Utomo.

 

“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada “entry” nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohannya. Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” kata Gatot, Senin, 19 April 2021

Gus Pun Panggilan akran Gatot Prio Utomo menjelaskan, kamus itu terdiri dari dua jilid; Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, namun secara alfabetis, pendiri Nahdlatul Ulama itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca Juga: MAKIN MESRA! Ariel Noah Dipeluk BCL, Netizen Baper: Gak Sabar Banget!

Gus Pun menuturkan , kekecewaan warga NU semakin memuncak karena warga nahdliyin sedang memperingati hari wafatnya Hadratus Syekh Asy’ari yang meninggal dunia pada bulan Ramadhan 1366 H.

Setelah diteliti beberapa tokoh komunis diulas dalam kamus setebal 339 halaman itu. Profil Henk Sneevliet dapat ditemukan dalam kamus di halaman 87. Sneevliet adalah pendiri Indische Social-Democratische Vereniging (ISDV), organisasi beraliran kiri yang menjadi partai komunis pertama di Asia.

 

“Melihat isinya, bisa dikatakan para pejabat Kemdikbud saat ini jauh lebih mengenal tokoh-tokoh penjajah Belanda dan Jepang yang terdiri dari tokoh pejuang yang menjadi imam warga nahdliyin di seluruh nusantara. Ini harus diluruskan, ”ujarnya.

Baca Juga: Pemkot Bandung Buka Pendaftaran BPUM 2021 untuk UMKM, Begini Caranya

Selain itu, ada pula profil Darsono atau Raden Darsono Notosudirjo yang ditemukan pada halaman 51. Ia adalah tokoh Sarekat Islam (SI) yang pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia pada 1920-1925.

Ada pula profil Semaoen ditemukan di halaman 262. Semaoen menjabat Ketua Partai Komunis Indonesia yang semula bernama ISDV. Ia juga dikelan sebagai aktivis komunis dan pimpinan aksi PKI 1926.

Ada profil Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang juga pernah menjabat sebagai ketua Partai Komunis Indonesia.

Profil DN Aidit ditemukan pada Kamus Sejarah Indonesia halaman 58. DN Aidit membawa PKI sebagai partai terbesar keempat di Indonesia pada Pemilu 1955 dan partai komunis ke-3 terbesar di dunia setelah Rusia dan China.

Baca Juga: Tiga Guru Meninggal Akibat Covid-19! Ernest Prakasa Berduka: Guru Dirumahkan Lebih Baik Daripada Dimakamkan

“Sejarah tidak boleh dihilangkan dengan cara-cara seperti ini. Jangan sampai kamus seperti ini disebarkan ke sekolah-sekolah dan menjadi rujukan pembelajaran. Hal ini bisa menyesatkan para siswa, ”katanya.

NU berencana melayangkan surat resmi untuk memprotes tindakan Kemdikbud yang sangat tidak profesional ini.

“Hampir semua produk dan kebijakan Mendikbud saat ini bermasalah dan membuat kegaduhan. Ini catatan penting buat masak kinerjanya, ”pungkasnya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah