Virus Varian Baru Memiliki Karakter Cepat Hilang, Menkes: N439K Juga Salah satunya

- 19 Maret 2021, 18:31 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan pernyataan kepada wartawan dalam acara jumpa pers yang digelar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) secara daring, Jumat
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan pernyataan kepada wartawan dalam acara jumpa pers yang digelar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) secara daring, Jumat /Tangakap layar/ ANTARA



MEDIA PAKUAN - Virus COVID-19 jenis N439K menjadi salah satu virus varian baru yang memiliki karakteristik cepat menghilang.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin saat jumpa pers yang digelar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) secara daring diikuti di Jakarta, Jumat.

"Banyak varian baru yang hilangnya cepat. Setahu saya ini (N439K) juga salah satu varian yang hilangnya cepat," kata Budi

Adanya ungkapan tersebut pada saat Menkes mendapat laporan dari Satgas Ikatan Dokter Indonesia (Satgas IDI) yang menyebutkan kemunculan 48 kasus N439K telah terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Pengguna Daya 450 VA Bisa Dapat Token Listrik Gratis Maret, Cek www.pln.co.id dan PLN Mobile, ini Caranya

Baca Juga: Ingin Tahu 8 Smartphone Realme Dengan Kualitas Kamera Terbaik, Cek Inilah Spesifikasinya

Budi juga mengatakan COVID-19 jenis N439K sebenarnya sudah terdeteksi oleh WHO dan terdapat di beberapa negara di Eropa.

Selain itu virus baru ini juga sudah cukup lama masuk ke Indonesia, namun bukan  termasuk bagian dari Variant of Interest (VOI) dan Variant of Concern (VOC) WHO.

"Perlu diketahui bersama, N439K ini tidak termasuk bagian dari Variant of Interest (VOI) dan Variant of Concern (VOC) WHO," katanya.

VOI merupakan salah satu instrumen WHO dalam mengklasifikasikan mutasi virus yang terbukti menyebabkan penularan.

Baca Juga: Dapat Diketahui Penerima BLT UMKM 2021 di eform.bri.co.id Jika Sudah Terdaftar dan Terpenuhi syarat ini

Baca Juga: Densus 88 Ringkus Delapan Orang Terduga Anggota Teroris di Sumatera Utara

Mutasi virus bisa naik statusnya menjadi VOC jika terbukti memiliki tingkat penularan dan keparahan lebih tinggi serta menjadi ancaman pada mekanisme penanganan kesehatan.

"Mutasi itu sudah ada ratusan bahkan mungkin ribuan jumlahnya. WHO ada protokol standar, ada yang masuk VOI karena mereka ada potensi penularan dan tingkat fatalitasnya tapi masih dugaan. WHO akan teliti lebih dalam untuk strain baru yang masuk (klasifikasi) VOI," katanya.***





 


     

Editor: Iing Nuryasin

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x