Jokowi Legalkan Industri Miras, Anggota DPD RI Filep Wamafma Tolak Keras: akan Tingkatkan Kriminalitas

- 27 Februari 2021, 15:47 WIB
Anggota DPD RI Dapil Papua Barat Filep Wamafma memberikan saran kepada Pemerintah untuk lakukan evaluasi.*
Anggota DPD RI Dapil Papua Barat Filep Wamafma memberikan saran kepada Pemerintah untuk lakukan evaluasi.* //Twitter @FilepWamafma//

"Berdasarkan perpres tersebut, industri minuman keras dapat memperoleh investasi dari berbagai sumber, baik investor asing maupun investor domestik. Selain itu, dengan izin tersebut, koperasi hingga UMKM juga dapat menyuntikkan investasi kepada industri minuman keras," tandasnya.

Tentu ini tidak sejalan dengan pemerintah daerah dan para toko agama yang ingin membangun Papua yang kondusif.

Baca Juga: Pendaftaran CPNS 2021 Segera Dibuka, Cek Cara Membuat Akun SSCN dan Dokumen yang Harus Dipenuhi

Ia pun mempertanyakan keseriusan pemerintah pusat yang ingin serius mendorong Papua ke arah lebih baik jika kebijakan ini ditetapkan.

"Apa artinya pemerintah daerah, tokoh agama, dan tokoh gereja selalu menginginkan bahwa minuman keras itu menjadi haram di Papua, atau setidaknya tidak diizinkan di Papua" lanjutnya.

Ia juga mempertanyakan komitmen Jokowi terhadap publik Papua yang pada Pemilu Presiden lalu 95 persen menyumbangkan hak suaranya.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah OTT KPK, Seperti Ini Tanggapan Sudjiwo Tedjo: Mungkin Karena IQ Melati

"Presiden Jokowi setidaknya memiliki tanggung jawab politik kepada rakyat Papua dengan pemilihan presiden lalu bahwa hampir 95 persen rakyat Papua memberikan hak suaranya kepada beliau. Oleh karena itu, beliau harusnya berpikir tidak hanya sesaat, tetapi terhadap hal-hal yang akan datang. Sekali lagi saya meminta Presiden Jokowi untuk mencabut izin investasi minuman beralkohol di Tanah Papua," ujar Filep dengan jelas.

Di kesempatan lain ketum MUI Anwar Abbas menyebut bangsa Indonesia seperti sedang kehilangan arah karena dieksploitasi demi keuntungan sebesar besarnya bagi kepentingan pemerintah dan dunia usaha tanpa memerhatikan dampak bagi kemaslahatan masyarakat luas.

"Dengan kehadiran kebijakan ini, saya melihat bangsa ini sekarang seperti bangsa yang telah kehilangan arah karena tidak lagi jelas oleh kita apa yang menjadi pegangan bagi pemerintah dalam mengelola negara ini," keluh Anwar Abbas.

Halaman:

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x