MEDIA PAKUAN- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menurut Lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) mengeluarkan hasil soal elektabilitas calon presiden untuk 2024.
Anies Baswedan menepati peringkat tertinggi dari 17 nama hasil survei indikator politik Indonesia, dengan raihan 15,2 persen.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebagai pendamping Anies Baswedan berpendapat berbeda terkait hasil sejumlah survei yang dikeluarkan IPI tersebut.
Baca Juga: Turki Geram, Pemberontak Suriah Menganas Menewaskan 7 warga sipil dan melukai 14 petugas medis
Riza merasa terganggu dengan hal tersebut karena seharusnya saat ini bukan waktu yang tepat membicarakan Pilpres 2024.
Riza beralasan tersebut adalah hal yang berlebihan karena Pilpres 2024 masih berlebihan atau prematur.
Menurutnya, tenggat pendaftaran Capres untuk pemilihan Presiden (Pilpres)tahaun 2024 masih terlalu jauh,
Baca Juga: Tragis! di Pelukan Ayahnya, Bocah Tujuh Tahun Ditembak Mati oleh Junta Militer Myanmar
Sementara, pekerjaan rumah atau PR Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum sepenuhnya tuntas.
“Ini Maret 2021. Terlalu berlebihan, terlalu jauh, terlalu dini, terlalu cepat, terlalu prematur kalau kita bicara Pilpres 2024,” kata Riza di Jakarta, lansir Antara, 23 Maret 2021.
Ketimbang urusan Pilpres lanjutnya, sebaiknya pejabat publik konsen untuk menyelesaikan pembangunan didaerah masingp-masing.
Baca Juga: Ini Daftar RUU Program Legislasi Nasional 2021, Termasuk BPIP dan Bumdes Tanpa RUU Pemilu
" Sekarang pejabat mulai dari Presiden hingga bupati, Walikota mari kita sukseskan pembangunan kita di seluruh Indonesia sesuai tugas dan kewenangan yang kita miliki", ujarnya.
Sebelumnya, survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Indobarometer mencatat ada lima kandidat yang mempunyai elektabilitas tertinggi ihwal pencalonan presiden 2024.
Hasil survei dari kedua lembaga tersebut dirilis pada periode Februari 2021. Kelima nama yang mempunyai elektabilitas tertinggi ialah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, dan Sandiaga Uno.***