Presiden Jokowi : Vaksin Covid 19 yang Digunakan di Indonesia Harus Masuk Daftar WHO

- 18 November 2020, 15:47 WIB
Presiden Joko Widodo menyaksikan simulasi vaksinasi covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor./Foto: Kemensetneg/
Presiden Joko Widodo menyaksikan simulasi vaksinasi covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor./Foto: Kemensetneg/ /


MEDIA PAKUAN - Presiden Joko widodo (Jokowi) menghimbau jajarannya untuk memastikan terlebih dahulu vaksin Covid 19 yang akan diberikan kepada masyarakat terdaftar pada WHO.

"Semua vaksin yang kita pakai harus masuk ke list WHO, ini wajib, harus masuk ke list-nya' WHO," kata Presiden Jokowi di Puskesmas Tanah Sereal Bogor, Jawa Barat, Rabu, seperti dikutip dari Antara, 18 November 2020.

Jokowi menyampaikan itu semua pada saat melihat simulasi imunisasi vaksin covid 19 di puskesmas  Tanah Sereal, Bogor bersama dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

Baca Juga: BSU Kemendikbud Rp1,8 Juta untuk Tenaga Pendidik Non PNS, Cek Info Lengkapnya

"Pertama mengenai vaksin terlebih dahulu, kita berharap vaksin ini datang di akhir bulan November ini kita berusaha," ungkapnya.

"Tapi kalau tidak bisa masuk berarti ke bulan Desember, baik itu dalam bentuk vaksin jadi maupun dalam bentuk bahan baku yang akan diolah di Bio Farma," jelas Jokowi.

Menurutnya setelah vaksin masuk ke indonesia itu tidak bisa di gunakan harus melalui tahapan selanjutnya.

Baca Juga: Simak 5 Gaya Rambut Trendy Selebritis Dunia di Tahun 2020

"Setelah kita terima masih ada tahapan lagi, tidak bisa langsung disuntikkan karena masih ada tahapan lagi di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) karena kita memerlukan Emergency Use Authorization (EUA) dari sana," tambah Jokowi.

Adapun waktu tahapan tersebut harus memerlukan waktu sekitar 3 minggu. "Setelah mendapatkan izin dari BPOM baru kita lakukan vaksinasi. Kaidah-kaidah 'scientific', kaidah-kaidah ilmiah ini juga saya sudah sampaikan wajib diikuti," kata Jokowi lebih lanjut.

"Kita ingin keselamatan, keamanan masyarakat itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi," tegasnya.

Baca Juga: Jokowi Dinilai Melanggar Hukum Atas Pemblokiran Akses Internet di Papua

Pemerintah Indonesia diketahui sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal China yaitu Sinovac, Sinopharm dan CanSino.

Pengadaan masing-masing vaksin itu sebanyak 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin. Vaksin itu rencananya akan diproduksi oleh BUMN PT Bio Farma.

Kepala Divisi Unit Klinik dan Imunisasi Bio Farma, Mahsun Muhammadi mengatakan sebelumnya Indonesia akan menerima 15 juta dosis bulk vaksin Covid-19 melalui PT Bio Farma dari Sinovac Biotech Ltd China pada November 2020 mendatang.

Baca Juga: Intensitas Hujan Meningkat! Banjir Bandang Bayang-Bayangi Sungai Landak, Sumatera utara

"Saat ini posisinya untuk bulan November 2020 ini 15 juta dosis bulk," kata Mahsun dalam keterangannya dalam sebuah seminar.

Bio Farma akan mengolah dosis bulk tersebut sebagai bahan baku yang menjadi vaksin siap pakai oleh masyarakat sesuai izin dan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Mahsun menyebutkan kapasitas produksi vaksin Covid-19 sudah ditingkatkan oleh Bio Farma dan Sinovac akan mengirim vaksin siap jadi untuk bulan November dan Desember 2020 sebanyak 1,5 juta dosis.****

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah