Konflik Ethiopia, Tigray Mengaku Telah Menembakkan Rudal ke Eritrea

- 16 November 2020, 16:30 WIB
Ilustrasi konflik bersenjata
Ilustrasi konflik bersenjata /Shutterbug75 / Pixabay

MEDIA PAKUAN - Pemimpin Tigray telah mengakui pihaknya menembakkan rudal ke ibu kota negara tetangga Eritrea, dalam eskalasi pertempuran di Ethiopia.
 
Dalam serangan itu, setidaknya tiga roket telah diarahkan ke bandara di ibukota Eritrea Asmara, beberapa jam setelah pemerintah daerah Tigray memperingatkan kemungkinan akan menyerang.
 
Serangan terhadap target internasional menunjukkan eskalasi konflik yang berbahaya di salah satu negara terpadat di Afrika, setelah pertempuran meletus.
 
 
Melansir dari Sky News, dua roket lainnya dilaporkan telah menghantam negara bagian Amhara, Ethiopia, setelah dugaan serangan sebelumnya terhadap orang-orang etnis Amhara di Tigray.
 
Dalam hal tersebut, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menanggapi dengan mengatakan mereka yang melakukan kejahatan.
 
"Terhadap kemanusiaan dan perdamaian akan dimintai pertanggungjawaban. Kami akan mengambil target militer yang sah dan kami akan menembak." ungkap Abiy.
 
 
Pertempuran meletus setelah pemerintah federal Ethiopia menuduh pemerintah Tigray adalah negara bagian paling utara Ethiopia, menyerang pangkalan pasukan federal di wilayahnya.
 
Presiden regional Tigray Debretsion Gebremichael, mengatakan Eritrea telah mengirim ribuan tentara dan tank ke wilayahnya untuk mendukung serangan pemerintah Ethiopia.

Ia menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan perlawanan di semua lini. "Negara kita menyerang dengan negara asing, Eritrea Pengkhianatan." tegasnya.

 
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Eritrea Osman Saleh Mohammed membantah negaranya telah mengirim pasukan ke Ethiopia, mengatakan kepada Reuters "Kami bukan bagian dari konflik."
 
Konflik tersebut berpotensi mengguncang kestabilan kawasan yang kerap mengalami kerusuhan dalam beberapa dekade terakhir.
 
Ketika kekhawatiran tumbuh dari kekosongan keamanan di negara itu, pria bersenjata di barat Ethiopia menewaskan sedikitnya 34 orang dalam serangan terhadap bus pada Sabtu malam, badan hak asasi manusia nasional mengatakan pada hari Minggu.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah