Perdana Menteri Britania Boris Johnson Mengundurkan Diri, Dinilai Gajinya Terlalu Rendah

- 19 Oktober 2020, 15:29 WIB
PM Britania Boris Jonhson
PM Britania Boris Jonhson /@BorisJonhson/Twitter


MEDIA PAKUAN - Boris Johnson dikabarkan berniat mengundurkan diri pada musim semi tahun depan. Karena gajinya terlalu rendah, klaim anggota parlemen Tory.

Perdana menteri tersebut diduga mengeluh kepada rekan-rekannya, bahwa dia tidak dapat hidup dengan gaji tahunannya sebesar £150.402 atau sekitar Rp2,8 miliar.

Dilansir dari laman Metro, sesaat sebelum menjadi PM, Johnson memperoleh £23.000 atau sekitar Rp400 juta per bulan untuk usaha korannya di The Telegraph, dan penampilan berpidato yang dia peroleh ratusan ribu pound.

Baca Juga: Kemenaker Isyaratkan Rekening Bank Tidak Akan Mendapatkan Transfer BLT Subsidi Gaji Jika?

Dalam satu bulan saja, dia dilaporkan menerima £160.000 atau sekitar Rp3 miliar, hanya sekedar dua kali berpidato

Tetapi sumber Whitehall mengatakan kepada surat kabar itu, bahwa PM ingin menunggu enam bulan lagi, sebelum menyerahkan pengunduran dirinya.

Sehingga dia bisa menyelesaikan Brexit, dan melihat Inggris dalam pandemi terburuknya. Seorang anggota parlemen mengatakan Johnson prihatin saat membesarkan enam anaknya, dan mengirim putra bungsunya, Wilfred, ke Eton, dengan biaya £42.500 atau sekitar Rp800 juta untuk setahun.

Baca Juga: Gempur Latihan Terus Pangeran Biru Persib Tampil Semangat setelah Libur Dua Hari
 
"Boris memiliki setidaknya enam anak, beberapa anaknya cukup muda untuk membutuhkan bantuan keuangan," kata anggota Parlemen itu.

"Dan dia harus membayar mantan istrinya, Marina Wheeler, sebagai bagian dari kesepakatan perceraian mereka," lanjut, anggota Parlemen.

Pejabat pemerintah, dan mantan perdana menteri dapat menghasilkan banyak uang dengan memberikan pidato, serta tampil di acara pertunangan.

Baca Juga: Tinggal Menghitung Hari, BLT Subidi Gaji Gelombang 2 Dicairkan Paling Lambat Awal November

Anggota parlemen percaya Johnson iri dengan pendahulunya, dengan Theresa May yang menghasilkan lebih dari £1 juta atau sekitar Rp19 miliar, sejak mengundurkan diri tahun lalu.

David Cameron mendapat £120.000 atau sekitar Rp2,2 miliar per pidato.

Sementara Tony Blair yang memiliki penghasilan £22 juta atau sekitar Rp400 miliar, karena bekerja sebagai konsultan.

Baca Juga: Dana BLT Subsidi Upah Dikembalikan ke Negara. Inilah Penyebabnya

Klaim tersebut muncul setelah Jennifer Acuri kemarin mengaku berselingkuh dengan Johnson saat menjadi walikota London.

Pengusaha wanita itu membuat pengakuan atas tuduhan tahun lalu, bahwa Johnson memberinya perlakuan yang baik sebagai walikota.

PM menghindari penyelidikan kriminal tersebut, setelah pengawas polisi tidak menemukan bukti, bahwa dia telah memeras ribuan pound uang publik yang diberikan kepada Acuri.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Metro.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x