Sepekan Jelang Ramadhan, Tentara Zionis Israel Serbu Kota Rafah: Tembaki Para Pengungsi Palestina

- 5 Maret 2024, 12:17 WIB
Tempat penampungan pengungsi warga Palestina di kota Rafah, Jalur Gaza selatan (8/12/2023). ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.
Tempat penampungan pengungsi warga Palestina di kota Rafah, Jalur Gaza selatan (8/12/2023). ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa. /

(tanpa subjek)

 
 
 
 
 
MEDIA PAKUAN - Kebiadaban Israel  semakin merajalela di Gaza. Mereka tidak hanya memporak-porandakan pemukimam di jalur Gaza.
 
Tapi tentara penjajah Israel telah menyerang  kota Rafah. Kota tempat terakhir ribuan pengungsi diserang.
 
Padahal tempat terakhir masyarakat Palestina mengungsi, mereka menembaki orang tanpa pandang bulu.

Menjelang bulan suci Ramadhan, diharapkan dapat menjadi solusi ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki Israel.
 
 
Baca Juga: Inilah Kronologi Ledakan di Mako Brimob Surabaya, 10 Orang Terluka, Imam: Semuanya Anggota Brimob

Namun, baru-baru ini Menteri Warisan Budaya Israel Amichai Eliyahu, melontarkan pernyataan radikal dengan menyebut bahwa bulan Ramadan harus dihilangkan.

“Apa yang disebut sebagai bulan Ramadan harus dihilangkan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihilangkan,” ujar Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu kepada Arm.

Bukan tanpa sebab, pernyataan itu dikeluarkan karena kekhawatiran akan terjadinya peningkatan situasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang diduduki selama bulan Ramadan

Politisi sayap kanan tersebut adalah menteri dari Partai Otzma Yehudit yang dipimpin Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.

Pada November, Eliyahu mengatakan menjatuhkan “bom nuklir” di Jalur Gaza adalah “satu pilihan”.
 
Baca Juga: Buat Yang Seger-seger Yu Menu Bulan Puasa, Ini 3 Resep Cara Membuat Es Buah Enak

Ramadan tahun ini bagi bangsa Palestina kemungkinan akan diperingati di tengah serangan Israel yang telah membunuh lebih dari 30.000 jiwa.

Pernyataan Eliyahu tersebut dikecam oleh Council on Muslim-American Relations (CAIR). Wakil Direktur Eksekutif CAIR Edward Ahmad Mitchel mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengeam Eliyahu.

"Sekali lagi, seorang pejabat pemerintah Israel secara terbuka menyuarakan pernyataan genosidal yang luput dikutuk oleh pemerintahan Biden. Cukup, sudah cukup," kata Mitchell.

"Pemerintah Israel terus berteriak kepada semua orang yang mau mendengarkan bahwa mereka meluncurkan perang terhadap seluruh penduduk Palestina, termasuk simbol-simbol kebudayaan mereka, dari gereja, masjid, hingga Ramadan sendiri," lanjutnya.
 
 
Baca Juga: Innalillahi Wainnalillahi Rojiun, Gubernur Jawa Barat 1970-1975 Meninggal Dunia: Sesepuh Jawa Barat!

Ketika pembicaraan mengenai kesepakatan pembebasan sandera berlanjut dengan mediasi dari AS, Qatar dan Mesir, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Senin bahwa Israel akan menghentikan perangnya melawan Gaza selama Ramadan jika kesepakatan tercapai.

Kelompok Hamas Palestina, yang diyakini menyandera lebih dari 130 warga Israel, menuntut diakhirinya serangan Israel di Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan penyanderaan.

Kesepakatan sebelumnya pada November 2023 menghasilkan pembebasan 81 warga Israel dan 24 warga asing dengan imbalan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.***


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: Instagram folkrame


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x