Pemerintah Jepang Bayar Warganya yang Mau Menikah

- 22 September 2020, 18:56 WIB
Ilustrasi pasangan Jepang yang akur.
Ilustrasi pasangan Jepang yang akur. /pakutaso.com

Baca Juga: Tumbangkan Diego Schwartzman, Novak Djokovic Juara Tenis Italia Terbuka

Namun, pemerintah Jepang mengatakan, mulai dari 2021 pihaknya akan menanggung dua pertiga dari kebutuhan keuangan pernikahan demi meningkatkan angka kelahiran.

Pada tahun 2019, rata-rata jumlah anak yang dilahirkan mencapai rekor terendah. Indikator tingkat kesuburan wanita terus menurun pada angka 1,35.

Sementara angka kelahiran di Jepang menurun 5,9 persen dengan jumlah kelahiran 865.000 bayi.

Ini merupakan kali pertama sejak pemerintah Jepang mulai mengumpulkan data kependudukan pada 1899.

Baca Juga: Bhayangkari Setukpa Lemdiklat Polri Bantu Korban Banjir Bandang di Sukabumi

Berdasarkan sebuah survei di tahun 2015 oleh National Institute Of Population and Social Security Research. Hal ini juga disebabkan karena sekitar 29,1 persen pria lajang berusia 25 hingga 34 tahun dan 17,8 persen wanita lajang mengakui alasan tidak menikah karena kurangnya dana pernikahan.

Bantuan tunjangan pernikahan ini juga dianggap efektif untuk meningkatkan angka kelahiran.***

Halaman:

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah