Petinggi Hamas Jadi Target Utama Israel, Pria Berusia 61 Tahun Tak Terlihat Sejak 7 Oktober Lalu: Siapa Dia?

- 3 Desember 2023, 15:05 WIB
Viral video dari pemipin Hamas Yahya Sinwar keluar dari persembunyiannya dan berpose dengan anak yang membawa senjata api di media sosial Twitter
Viral video dari pemipin Hamas Yahya Sinwar keluar dari persembunyiannya dan berpose dengan anak yang membawa senjata api di media sosial Twitter /AFP / Emmanuel DUNAND

MEDIA PAKUAN - Sosok Yahya Sinwar dijadikan target utama para penjajah Israel menyerang Gaza.

Mereka terus melakukan serangkaian pemburuan untuk menemukannya. Sosok politisi Palestina dan pemimpin Hamas, Islam Sunni organisasi politik dan militer yang mengendalikan Jalur Gaza.

Dia telah menjadi pemimpin Hamas di Gaza sejak Februari 2017 lalu, ketika dia menggantikan Ismail Haniyeh. Yahya Sinwar adalah salah satu pendiri aparat keamanan Hamas.

Sinwar lahir pada tanggal 29 Oktober 1962, di kamp pengungsi Khan Younis. Pada tahun 1948.

Baca Juga: Akhirnya, BCL Resmi Menjadi Istri Tiko: Diwarnai Isak Tangis Saat Sungkem di Khadijah Abdul Rahman Sinclair

Orang tuanya diusir dari rumah mereka di Majdal Askalan oleh pemukim Israel dan diganti namanya menjadi Ashkelon.

Ayahnya mengatakan hidup Yahya penuh dengan penderitaan akibat agresi Zionis. Sejak masa kecilnya, dia bertekad untuk melawan pendudukan.

Sebelumnya, Sinwar juga tumbuh sebagai pengungsi yang tumbuh di bawah pendudukan militer di Jalur Gaza.

Kemudian, Yahya Sinwar pernah mengatur penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina yang ia anggap sebagai kolaborator pada tahun 1989.

Ia dijatuhi hukuman empat hukuman seumur hidup oleh Israel, di mana ia menjalani hukuman selama 22 tahun.

Baca Juga: Pernikahan Digelar Tertutup, BCL Melepas Masa Jandanya: Netizen Anggap Penyanyi Ternama Ini, Ingkari Janjinya

Namun akhirnya ia dibebaskan di antara 1.026 orang lainnya pada tahun 2011 pertukaran tawanan dengan imbalan tentara Israel yang diculik.

Pada September 2015, Sinwar ditetapkan sebagai teroris oleh pemerintah Amerika Serikat, dan Hamas serta Brigade Izz ad-Din al-Qassam.

Dia juga telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, serta negara dan organisasi lain.

Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai pemimpin Hamas, dan mengaku melakukan "perlawanan damai dan populer" pada tahun berikutnya, sebuah posisi yang kemudian ditinggalkannya.

Pada tahun 2018, di bawah kepemimpinan Yahya Sinwar, Hamas mengadopsi platform kebijakan perlawanan tanpa kekerasan dalam upaya membuka diri terhadap negosiasi diplomatik yang dapat mengakhiri pengepungan di Gaza.

Kepemimpinan Hamas mendukung gerakan protes massal tanpa kekerasan, yang dikenal sebagai Great March of Return, yang dimulai pada tanggal 30 Maret 2018.

Pada tahun yang sama, Sinwar memainkan peran utama dalam upaya memperbaiki hubungan antara Otoritas Palestina (PA), yang dipimpin oleh Partai Fatah, dan Hamas. Namun upaya ini tidak berhasil.

Baca Juga: Menjelang Melepas Janda, Ini Intip sumber kekayaannya BCL: Musisi Bukan Kaleng-kaleng, Simak Apa Saja

Dia terpilih kembali sebagai pemimpin Hamas pada tahun 2021, dan menjadi sasaran upaya pembunuhan oleh Israel pada tahun itu.

Sinwar juga diyakini sebagai dalang infiltrasi Israel pada 7 Oktober 2023 dan pembantaian tentara dan warga sipil yang memprovokasi Israel untuk menyatakan perang terhadap Hamas.

Pria berusia 61 tahun itu tidak terlihat lagi sejak 7 Oktober, Dikenal karena kerahasiaannya, Sinwar adalah operator keamanan yang “par excellence”, menurut Abu Abdallah, seorang anggota Hamas yang menghabiskan waktu bertahun-tahun bersamanya di penjara-penjara Israel.

Yahya Sinwar telah menghilang. Tidak mengherankan kalau ribuan tentara Israel mengerahkan drone, penyadap elektronik, hingga informan manusia demi mencari keberadaannya.

Pemerintah Israel menggambarkan Sinwar selama di penjara sebagai sosok yang “kejam, berwibawa, berpengaruh, dengan ketahanan yang tidak biasa, licik dan manipulatif, merasa puas dengan apa yang dia miliki… menyimpan rahasia bahkan di dalam penjara di antara tahanan lain… memiliki kemampuan untuk membawa orang banyak”.

Baca Juga: BCL Akan Menikah Kembali Pasca Ditinggal Wafat Ashraf Sinclair, Netizen Mengaku Sedih Hingga Tak Rela

Selama mereka bertemu, Yaari menilai Sinwar sebagai seorang psikopat.

Baru baru ini seorang sandera Israel berusia 85 tahun yang diculik oleh Hamas pada 7 Oktober dan dibebaskan dua minggu kemudian mengatakan dia bertemu dengan pemimpin Gaza Yahya Sinwar.

"Sinwar bersama kami hingga tiga atau empat hari setelah kami tiba," tutur Lifshitz kepada surat kabar Davar yang berbahasa Ibrani.***


Editor: Ahmad R

Sumber: BBC dan Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x