Tanpa Didamping Keluarganya, 31 Bayi Lahir Prematur Dievakuasi dari Rumah Sakit Gaza ke Perbatasan Mesir

- 20 November 2023, 14:05 WIB
Tangkapan layar dari video yang menunjukkan bayi Palestina prematur lahir dan dirawat dengan peralatan seadanya setelah penyerangan RS Shifa di Gaza, Palestina pada Selasa, 14 November 2023. 
Tangkapan layar dari video yang menunjukkan bayi Palestina prematur lahir dan dirawat dengan peralatan seadanya setelah penyerangan RS Shifa di Gaza, Palestina pada Selasa, 14 November 2023.  /Anadolu/
 
MEDIA PAKUAN- 31 bayi dilahirkan dalam kondisi prematur dievakuasi dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza utara pada hari Minggu kesejumlah rumah sakit didaerah perbatasan Mesir.
 
Namun tragisnya, bayi-bayi tersebut dievakusi kedaerah perbatasan Mesir tanpa didampingi ibu, ayah dan anggota keluarganya.
 
Evakuasi yang dilakukan tim medis seiring tentara Israel terus menerus melakukan penyerangan. Bahkan mereka telah mengultimatum seluruh pengungsi dan pasien. Termasuk anak-anak untuk segera meninggalkan rumah sakit.
 
"Mereka  mengungsi ke selatan wilayah kantong tersebut," kata Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dan Organisasi Kesehatan Dunia di media sosial.
 
 
Para pejabat di Gaza dan Mesir mengatakan bayi-bayi tersebut akan diangkut melewati perbatasan ke Mesir untuk dirawat.
 
Pada hari Minggu, Kementerian Kesehatan Gaza menginformasikan daftar 31 bayi yang dievakuasi dan mengeluarkan seruan agar keluarga mereka pergi ke rumah sakit untuk ditangani.
 
Dan kemungkinan pula orang tuanya dapat bergabung dengan bayi-bayi tersebut di Mesir. 
 
UNICEF mengatakan pihaknya membantu mengidentifikasi dan mendaftarkan bayi-bayi tersebut untuk membantu reunifikasi keluarga.
 
 
Menurut keterangan Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, memposting a foto di X, sebelumnya Twitter, yang menunjukkan seorang anggota staf yang mengenakan helm biru PBB dan rompi antipeluru sedang menggendong bayi mungil. 
 
Bayi-bayi tersebut, bersama dengan enam petugas kesehatan dan 10 anggota keluarga pegawai rumah sakit, dievakuasi “dalam kondisi keamanan yang sangat ketat dan berisiko tinggi,” tulisnya.
 
Para dokter dan pejabat kesehatan mengatakan hampir 40 bayi prematur yang berada di inkubator di unit perawatan intensif neonatal rumah sakit tersebut berisiko tinggi meninggal. 
 
Beberapa dari bayi tersebut dilahirkan dari ibu yang terbunuh dalam serangan udara atau meninggal tak lama setelah melahirkan, kata dokter di Al-Shifa. 
 
 
 
Pekerja medis darurat dari Bulan Sabit Merah dan WHO, sebuah badan PBB, membawa bayi-bayi tersebut dengan mobil ambulans ke Rumah Sakit Bersalin Al-Helal Emirati di Rafah, di mana mereka menerima perawatan darurat.
 
 
 
WHO mengungkapkan 11 bayi berada dalam kondisi kritis dan semuanya sedang berjuang melawan infeksi serius dan dua bayi tewas saat dievakuasi 
 
“Sedihnya, tidak ada satupun bayi tersebut yang didampingi oleh anggota keluarganya, karena Kementerian Kesehatan hanya memiliki informasi yang terbatas, dan saat ini tidak dapat menemukan anggota keluarga dekat,” ucap badan tersebut.
 
UNICEF, yang mengaku ikut serta dalam upaya evakuasi yang “sangat berbahaya”, mengatakan kondisi bayi-bayi tersebut “memburuk dengan cepat.”
 
Dikatakan bahwa bayi-bayi tersebut telah dipindahkan dalam inkubator dengan pengatur suhu ke Al-Helal, di mana mereka distabilkan dan dirawat di unit perawatan intensif neonatal di rumah sakit tersebut.***
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: www.nytimes.com/live/2023/11/19/world/israel-hamas-war-gaza-


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x