Kekerasan di Iran Terus Berlanjut, Polisi Moral Iran Dorong Perempuan Tak Berhijab hingga Pingsan

- 5 Oktober 2023, 12:19 WIB
Viral Di Twitter, Ribuan Wanita Di Iran Ujuk Rasa dengan Melepas Hijab Tuntut Pemerintah
Viral Di Twitter, Ribuan Wanita Di Iran Ujuk Rasa dengan Melepas Hijab Tuntut Pemerintah /Foto oleh Vincent M.A. Janssen: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-memegang-spanduk-2561628//

 

MEDIA PAKUAN - seorang perempuan di duga mendapat kekerasan dari polisi moral Iran karena tidak menggunakan hijab.

Armita Geravand, 16, pingsan setelah menaiki kereta bawah tanah Teheran di Stasiun Shohada pada hari Minggu, 01 Oktober 2023.

Aparat langsung memeriksa CCTV untuk mengetahui kronologinya, video hanya memperlihatkan dia digotong ke luar kereta dalam keadaan pingsan.

Kelompok hak asasi manusia Hengaw menuduh bahwa Armita menjadi sasaran "serangan fisik yang parah" oleh petugas polisi moral.

Amirta langsung dibawa ke Rumah sakit Fajar di Teheran dengan pengamanan ketat, bahkan anggota keluarganya dilarang untuk dihubungi.

Baca Juga: Pasti Menggoda! Resep Ikan Kakap Bumbu Bali ala Sukabumi: Kelezatan Ikan Kakap Aroma Pedas Khas Pulau Dewata

Pada Senin, 02 Oktober 2023, seorang jurnalis perempuan ditahan karena ingin meliput berita tersebut.

Hengaw, yang berfokus pada perlindungan hak-hak etnis minoritas Kurdi di Iran, mengatakan pada Selasa, 3 Oktober 2023 sore bahwa Armita tinggal di Teheran tetapi berasal dari Provinsi Kermanshah yang mayoritas penduduknya etnis Kurdi.

"[Dia] diserang secara fisik oleh pihak berwenang di Stasiun Shohada... karena apa yang mereka anggap sebagai ketidakpatuhan terhadap kewajiban 'hijab'. Akibatnya Armita mengalami luka parah dan dilarikan ke rumah sakit," sebut pernyataan Hengaw.

Menurut laporan Armita "didorong oleh petugas hijab" saat dia menumpang kereta tanpa jilbab dan "kepalanya terbentur tiang besi".

Foto keadaan amirta pun sempat di posting di Twitter pada selasa, 03 Oktober 2023 malam, foto itu memperlihatkan Armita dalam kondisi tidak sadarkan diri di rumah sakit.

Baca Juga: Update Terkini! Kondisi Moises Caicedo Jelang Laga Lanjutan Premier League: Chelsea vs Burnley

Orang tua armitavpun sudah di wawancara pihak kantor berita negara,Irna.

pernyataan ibu Armita bahwa mereka telah melihat rekaman CCTV dan menerima bahwa apa yang terjadi pada hari Minggu adalah sebuah "kecelakaan".

"Saya pikir tekanan darah putri saya turun, saya tidak terlalu yakin, saya pikir mereka mengatakan tekanan darahnya turun," kata ibunya dalam video yang banyak diedit dan diunggah oleh Irna.

"konflik verbal atau fisik" antara Armita dan "penumpang atau petugas kereta bawah tanah" di bantah oleh Direktur pelaksana kereta bawah tanah Teheran, Masood Dorosti.

"Beberapa rumor tentang konfrontasi dengan petugas metro… tidak benar dan rekaman CCTV membantah klaim tersebut," katanya kepada Irna.

Baca Juga: Kenakan Gaun Mini Tipis, Rosé BLACKPINK dan Wonyoung IVE Berikan Nuansa Berbeda: Merek Fesyen Mewah

Kasus tersebut mirip dengan kasus Mahsa Amini, seorang perempuan Kurdi berusia 22 tahun yang meninggal dalam tahanan pada September 2022 setelah ditahan oleh polisi moral di Teheran karena diduga mengenakan jilbabnya secara "tidak layak".

Gelombang protes anti-pemerintah meletus di seluruh negeri ketika dia meninggal setelah tiga hari dalam keadaan koma, sehingga banyak yang melakukan demostrasi.

Demonstrasi sporadis masih terjadi dan banyak anak perempuan dan perempuan dewasa berhenti menutupi rambut mereka di depan umum dengan sengaja untuk memperlihatkan sikap protes terhadap aturan berpakaian.***

Editor: Ahmad R

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x