"Dulu saya bisa menghasilkan 2,3 juta afghani hingga 2,5 juta afghani per tahun dari tanah saya. Kami biasa menanam gandum, melon, bawang, terong, wortel, dan lain-lain, tetapi dalam tiga tahun terakhir tahun saya bahkan tidak bisa menghasilkan 100.000 afghani saja," kata Hahad.
Kekeringan yang terus-menerus di seluruh Afghanistan berdampak pada petani. Ekonomi negara itu sepertiganya dihasilkan dari pertanian dan ketahanan pangan.
Para ahli mengatakan, kekeringan diperparah oleh perubahan iklim yang mengarah pada peningkatan tekanan pada sumber daya air. Indeks Risiko Iklim Global mengatakan, Afghanistan adalah negara keenam di dunia yang paling terpengaruh oleh ancaman terkait iklim.***