Duta Besar AS Jeffrey Ross Gunter, Sebut Islandia Bagai virus Cina yang tidak terlihat

- 1 Agustus 2020, 13:09 WIB
BENDERA Amerika Serikat
BENDERA Amerika Serikat /Getty Images/.*/Getty Images

MEDIA PAKUAN-  AS adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Islandia pada tahun 1944 setelah pemerintahan Denmark.

Islandia adalah anggota pendiri NATO, tetapi tidak memiliki militer sendiri. Perjanjian pertahanan bilateral AS-Islandia yang ditandatangani pada tahun 1951 tetap berlaku, namun pasukan militer AS tidak lagi ditempatkan secara permanen di Islandia.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Membersihkan Bulu Kulit Kepala Kambing dan Sapi

Kini hubungan bilateral keduanya sedikit terusik, pasalnya, Duta Besar AS untuk Islandia, Jeffrey Ross Gunter, dituduh keliru merepresentasikan negaranya dan menyinggung negara tuan rumah.

Dengan meminta izin untuk membawa senjata, serta menggunakan retorika yang menyerang dengan menyebut COVID-19 sebagai "virus Cina yang tidak terlihat".

CBS menggambarkan Gunter sebagai "paranoid" tentang keamanannya sejak datang ke ibukota Islandia, Reykjavik juga melaporkan bahwa ia telah mencari layanan mobil lapis baja untuk keamanan ketika Gunter keluar masuk di pintu ke pintu.

Baca Juga: Belasan WNI Terpilih Jadi Haji Istimewa Tahun Ini

Serta rompi anti-tusukan. Pada saat yang sama, Kedutaan Besar AS di Islandia menempatkan daftar pekerjaan di surat kabar Islandia mencari pengawal lokal untuk mengawal Gunter, pejabat pemerintah AS ini sebagai upaya untuk "menenangkan kekhawatiran Gunter".

Sikap Gunter pun mendapat kencamaan dari warga AS yang bermukim di Islandia, warga menilai Gunter terlalu "paranoid" tentang keamanannya sejak datang ke ibukota Islandia.

Baca Juga: Presiden Filipina Bilang, Mencuci Masker Pakai Bensin Hal yang Serius

Seorang warga Amerika yang tinggal di Islandia, Grace Claiborn Barb Rudóttir mangatakan, "retorika yang merusak" di pihak duta besar, dan menyebut penampilannya "memalukan".

Dalam petisi itu, Gunter dituduh "salah mengartikan" orang-orang AS di Islandia, serta salah mengatur layanan konsuler dan menyinggung Islandia, "sekutu AS yang tak ternilai".

Baca Juga: Kasus Covid-19 Bertambah di Jambi

Salah satu alasan ketidakpuasan mereka adalah bahwa Gunter, meskipun ditugaskan di negara yang secara konsisten memiliki peringkat paling damai di dunia, menginginkan Departemen Luar Negeri mendapatkan izin khusus untuk membawa senjata.

Baca Juga: Ruslan Dibunuh Anak Kandungnya?

Sementara Kementerian Luar Negeri Islandia menolak untuk mengatakan apakah izin resmi untuk membawa senjata telah dicari, sumber-sumber lokal di Reykjavik mengatakan permintaan itu tidak pernah dibuat, dan tiga sumber diplomatik mengatakan kepada CBS bahwa Gunter akhirnya harus meminta karena itu akan dianggap sebagai penghinaan terhadap negara tuan rumah.***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x