Turis Asing Dilarang Datang ke Jepang, Perusahaan Pariwisata Eropa Kebingungan

- 23 Juli 2020, 08:10 WIB
Ilustrasi negara jepang
Ilustrasi negara jepang /Pixabay

MEDIA PAKUAN - Larangan perjalanan ke Jepang yang bertujuan menghentikan penyebaran virus corona telah menghantam sebagian besar perusahaan Eropa di negara itu dan dapat mendorong mereka untuk memikirkan kembali masa depan mereka di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu, kata sebuah lobi bisnis Eropa, Rabu, 22 Juli 2020.

Banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan di tengah pandemi, tetapi Jepang termasuk di antara yang paling ketat, yang secara efektif melarang masuknya turis dan pemegang visa yang datang dari 129 negara.

Bahkan penduduk tetap tidak diizinkan masuk kecuali jika mereka diberikan pengecualian dengan alasan kemanusiaan. Di Amerika Serikat dan Eropa, sebaliknya, penduduk yang bukan warga negara diperbolehkan untuk kembali.

Baca Juga: Serangan Udara di Afganistan Tewaskan 45 Orang, Korban Warga Sipil dan Pejuang Taliban

Sebuah survei baru-baru ini oleh Dewan Bisnis Eropa dari 376 anggota di Jepang menunjukkan bahwa 85 persen telah terkena dampak negatif dari larangan tersebut, dengan 44 persen melaporkan kerugian finansial. EBC mengatakan pembatasan perjalanan bertentangan dengan perjanjian internasional.

"Situasi ini juga dapat memicu beberapa sengketa investasi terhadap Jepang," kata presiden EBC Michael Mroczek kepada wartawan.

Cara pelarangan itu ditangani menciptakan suasana tak terduga yang dapat menyebabkan CEO "memikirkan kembali kebijakan mereka mengenai Jepang," katanya.

Baca Juga: Serapan Dana Covid-19 di Gorontalo Capai 59 Persen

Jepang mengizinkan warganya untuk kembali ke negara itu jika mereka melakukan tes covid-19 di pelabuhan masuk dan mengamati masa karantina sendiri.

Halaman:

Editor: Ahmad R

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x