Biaya hidup yang tinggi, ruang yang terbatas, dan kurangnya dukungan pengasuhan juga menjadi faktor penyebab rendahnya angka kelahiran di Jepang.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir anak muda Jepang juga memiliki sikap dan pandangan yang memilih untuk tidak menikah dan berkeluarga.
Tak hanya itu, para anak muda Jepang juga menunjukan pesimismenya terhadap masa depannya.
Baca Juga: Mudah Sekali! Berikut Resep Tongkol Rica Rica, Bikin Makan Siang di Rumah Tambah Nikmat
Banyak anak muda Jepang yang mengalami frustasi karena tekanan pekerjaan yang tinggi dan stagnansi ekonomi. Tak sedikit pekerja yang berakhir bunuh diri karena frustasi yang dialami.
Langkah pemerintah Jepang yang berjanji akan memberikan bonus uang tunai dan manfaat lainnya bagi warga yang memiliki banyak anak tidak berhasil meingkatkan angka kelahiran.
Pemerintah pun meluncurkan kebijakan baru pada aspek layanan penitipan anak dan meningkatkan fasilitas perumahan bagi keluarga yang memiliki anak.
Beberapa kota pedesaan bahkan mulai memberika uang tunai pada pasangan yang tinggal di sana untuk memiliki anak.
Kishida juga menginginkan pemerintah menggandakan pengeluarannya untuk program terkait anak dan membentuk badan pemerintah baru khusus menanggulangi masalah ini bulan April mendatang.***