Pakar: Pertama Kalinya Kapal Selam Nuklir China Dilengkapi Rudal yang Mencapai AS, Risiko Konflik Meningkat

- 10 Desember 2022, 00:08 WIB
Dua Kapal selam bertenaga nuklir China berpatroli di Laut China Selatan
Dua Kapal selam bertenaga nuklir China berpatroli di Laut China Selatan /Sky News

MEDIA PAKUAN - Dalam sebuah artikel Sky News, pakar militer memperingatkan bahwa risiko kesalahan perhitungan yang fatal dengan angkatan laut China telah mencapai tingkat tertinggi yang pernah ada. 


Risiko salah perhitungan antara kapal perang Barat dan China di Laut China Selatan, bisa menjadi konflik langsung dalam sejarah.

Untuk pertama kalinya China dilaporkan  telah melengkapi armada kapal selam nuklir dengan rudal JL-3, yang diyakini memiliki jangkauan yang cukup untuk menyerang daratan AS dari perairan China.

Baca Juga: Taktik Baru Diluncurkan, Pasukan Rusia Hancurkan 10 HIMARS AS dan MARS II Jerman Dalam Dua Hari

Rudal JL-3 yang diyakini memiliki jangkauan hingga 10.000 km, yang mampu untuk menyerang daratan AS.

Banyaknya angkatan laut asing yang melewati perairan internasional di dekat China, memungkinan angkatan laut China menembakkan peringatan, yang bisa disalahtafsirkan Barat.


Tindakan Beijing dikawasan tersebut dinilai Washington sebagai tantangan paling komprehensif dan serius bagi keamanan nasional AS.


Pada awal November, Departemen Pertahanan AS mengkritik upaya China yang semakin agresif dan koersif untuk membentuk kembali kawasan Indo-Pasifik dan sistem internasional sejalan dengan kepentingan dan preferensi otoriternya.

Beijing membalas laporan AS tersebut sebagai tindakan yang merendahkan China..

Ridzwan Rahmat, analis militer di Badan Intelijen Janes dari Singapura, kepada Sky News mengatakan “Saya pikir kekuatan Barat, kekuatan NATO, semakin khawatir dengan apa yang dilakukan China di kawasan itu,” katanya.

Menurutnya dengan ketegangan akan meningkat dengan semakin banyaknya negara Barat yang mengirim angkatan laut ke Laut China Selatan, termasuk Kanada, Jerman, Perancis, dan Australia

“Saya pikir ada kemungkinan salah perhitungan yang sangat tinggi di pihak salah satu armada ini.  Kami mengawasi hal ini dengan cermat karena ketika China tumbuh, semakin banyak angkatan laut ini dikerahkan, kemungkinan salah perhitungan meningkat setiap tahun," ungkapnya.

"Rudal JL-3 jarak jauh di beberapa kapal selam China dapat diluncurkan dari bawah air,  yang tentunya sulit untuk mendeteksi kapal selam nuklir tersebut,” kata Rahmat.


"Ketika Anda tidak dapat menemukan titik pemicu itu, menjadi jauh lebih sulit untuk menghitung kemungkinan titik benturan, kehancuran, dan jenis manuver pertahanan yang dapat diambil untuk mengatasinya."

Rahmat berpendapat bahwa faktor ini merupakan perubahan sikap dalam hal pemikiran China dalam perkembangan angkatan lautnya.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x