AS Pamerkan Pesawat Pembom Baru B 21 Raider, China Siapkan Pembom Terkuatnya H 20

- 4 Desember 2022, 23:59 WIB
Pembom siluman B-21 Raider diluncurkan di Northrop Grumman pada 2 Desember 2022, di Palmdale, California, AS
Pembom siluman B-21 Raider diluncurkan di Northrop Grumman pada 2 Desember 2022, di Palmdale, California, AS /Tangkapan layar northropgrumman.com

MEDIA PAKUAN - AS memamerkan pesawat pembom barunya  B 21 Raider di hanggar Plant 42, Angkatan Udara AS di Palmdale, California, Jumat 2 Desember 2022.

Analis militer China di Global Times melaporkan bahwa setelah lebih dari 30 tahun, AS memamerkan pembom siluman tersebut untuk menghalangi kekuatan China.

Dalam artikel tersebut disebutkan pesawat generasi baru itu mewarisi kelebihan pesawat pembom B 2, pendahulunya yang dinilai berharga mahal.

Baca Juga: Ditengah Perpecahan Uni Eropa dengan AS, Emmanuel Macron: Barat Harus Menjamin Keamanan Rusia

Dapat diproduksi secara massal pembom siluman terbaru ini menghadirkan tantangan baru bagi pertahanan China, yang juga dilaporkan tengah selesai mengembangkan pembom siluman terkuat generasi baru Xian Hong 20 atau H 20.

H 20 ini akan menjadi pesaing bomber B 21 Raider AS dan pembom Rusia PAK DA Tupolev.

Dalam acara tersebut, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan dikembangkan selama tujuh tahun, B 21 memiliki jangkauan yang jauh tidak mudah dideteksi oleh sistem pertahanan udara yang canggih.

B 21 bisa membawa senjata konvensional dan nuklir,  melakukan misi pengumpulan intelijen dan manajemen pertempuran.

Pakar militer China, Zhang Xuefeng mengatakan dari penampilannya, B 21 masih menggunakan desain sayap terbang seperti B 2, tetapi memiliki beberapa perubahan detail yang akan meningkatkan kemampuannya menghindari radar.

Baca Juga: Konflik Tak Terhindarkan, AS dan Uni Eropa Terancam Pecah, Anggota Parlemen Eropa Serukan Nuklir Melawan AS

Zhang menambahkan B 21 memungkinkan untuk menjatuhkan amunisi murah dalam jumlah besar di atas target, daripada menggunakan pesawat non siluman yang meluncurkan rudal jarak jauh yang mahal.

Pakar militer China lainnya mengatakan salah satu alasan penting mengapa B 21 dikembangkan adalah karena B 2 terlalu mahal dalam pembuatan dan perawatannya.

Ukuran B 21 yang lebih kecil dan ringan, hanya menggunakan dua mesin, daripada B 2  yang menggunakan empat mesin. Walaupun berarti penurunan jangkauan dan kapasitas muatan, namun akan lebih hemat biaya.

Angkatan Udara AS berencana untuk membuat sebanyak 100 unit, dibandingkan dengan  pesawat B 2 yang hanya di produksi sebanyak 20 unit.

Pentagon berupaya memodernisasi pesawat untuk triad nuklirnya, yang mencakup rudal balistik nuklir yang diluncurkan silo dan hulu ledak yang diluncurkan dari kapal selam.

Pakar China memperingatkan armada besar B 21 akan menimbulkan tantangan baru bagi China, karena dapat meluncurkan serangan dari lebih banyak arah, memanfaatkan kemampuan siluman mereka.

Tidak hanya dari Pasifik Barat, tetapi juga dari Laut China Selatan, dan bahkan wilayah udara teritorial negara-negara Asia Tenggara dan Selatan serta negara-negara di Timur Tengah.

Untuk melawan B 21, China harus membuat pembom serupa, yang dapat menyerang markas lapangan udara tempat pesawat AS tersebut disimpan.

China mengembangkan  pembom generasi berikutnya H 20, yang juga memiliki desain aerodinamis sayap terbang seperti B 2 dan B 21.

B 21 dikabarkan akan melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 2023, namun karena masalah kenaikan biaya dan pemeliharan pesawat lainnya yaitu B 2, F 22 dan F 35, masa depan  B 21 dianggap tidak akan seperti yang diharapkan. ***

 

 

 

 

 

 

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x