MEDIA PAKUAN - Reaksi keras Barat dari baik dari politisi ataupun media, muncul setelah gelombang serangan rudal jelajah Rusia terhadap Ukraina pada Senin pagi.
Sebelumnya wartawan Barat telah mengingatkan warga Ukraina akan kegembiraannya atas meledaknya Jembatan Krimea.
Pemimpin 5 negara Barat juga menyatakan sikapnya atas serangan tersebut.
Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo mengatakan pemboman Kyiv yang juga menyasar sipil di kota-kota Ukraina lainnya pada hari Senin adalah tindakan tercela dari pihak Rusia, yang tidak dapat diterima," tulisnya di media sosial.
The bombardment of Kyiv and of civilian targets in many other cities is a reprehensible act by Russia. It is an unacceptable escalation of violence that strengthens Belgium's resolve in supporting the people of Ukraine and their brave fight for a free and sovereign nation ????????????????— Alexander De Croo ???????????????? (@alexanderdecroo) October 10, 2022
Di Istana Elysee, Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam percakap telepon dengan Zelensky, menegaskan kembali dukungan penuhnya untuk Ukraina dan menyatakan kesiapan Paris untuk meningkatkan bantuan, termasuk peralatan militer.
Baca Juga: Balas Serangan Jembatan Krimea, Rusia Bombardir Kyiv, 11 Infrastruktur Vital Dihancurkan
Baca Juga: Kerap Mendukung Palestina, Pemenang Nobel Sastra 2022, Annie Ernaux Diserang Media Israel
Juru bicara pemerintah Jerman mengatakan Kanselir Olaf Scholz yang turut mengutuk serangan rudal, juga meyakinkan dukungannya dan mobilisasi parsial Rusia adalah sebuah kesalahan. Ia menyerukan pertemuan mendesak para pemimpin G7.
Sementara Menteri Pertahanan Jerman berjanji untuk mengirimkan empat sistem rudal anti-pesawat modern IRIS-T dalam beberapa hari mendatang.
Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly meyakinkan Ukraina bahwa serangan Rusia akan menjadi dukungan praktis yang lebih menentukan untuk Ukraina.