20 Tahun Tak Dilirik Pesawat Rafale Laku Keras, Usai Operasi Tempur di Afganistan hingga Suriah

- 22 Agustus 2022, 11:02 WIB
Pesanan Pesawat Rafale Capai 200 Ekor, Dulu Enggak Laku Sekarang Laris
Pesanan Pesawat Rafale Capai 200 Ekor, Dulu Enggak Laku Sekarang Laris /Dassault Aviation

MEDIA PAKUAN - Rafale dirancang sebagai pesawat berpangkalan di daratan maupun di kapal induk.

Dassault Rafale adalah pesawat tempur serbaguna generasi ke-4.5, bermesin dua, dan bersayap delta asal Prancis.

Di masa lalu, tidak ada yang melirik Rafale. Kini banyak negara berlomba-lomba untuk mendapatkannya.

Melansir dari Agence France-Presse berjudul “Pesawat Rafale" saat ini jumlah total pesanan telah melebihi 200 ekor pesawat.

Baca Juga: Jelang HUT Kemerdekaan Ukraina ke -31, Rusia Hujani Rudal di Odesa

Menurut laporan yang terbit 12 September mengatakan, Mesir adalah negara pertama yang membeli pesawat tempur Rafale.

Yunani baru saja mengumumkan rencana untuk membeli 6 pesawat tempur Rafale yang lebih canggih, dengan total pesanan 24.

Sebelumnya, Mesir mengumumkan akan memesan 30 Rafale lagi, India memesan 36, Qatar memesan 36 dan Indonesia tak tanggung-tanggung memesan 24 ekor pesawat.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Rilis Prakiraan Cuaca di Jawa Barat, Senin 22 Agustus 2022: Waspada Hujan Deras

Dalam laporan tersebut Pesawat Rafale yang dulu tidak laku dan Sekarang Sukses Komersial”, Namun, untuk sebuah pesawat tempur yang dioperasikan sekitar 20 tahun lalu ini, keberhasilannya ini bisa dibilang terlambat.

Sebelumnya model produksi pertama baru bisa beroperasi pada tahun 2001. Pada saat yang sama, untuk memenuhi kebutuhan lebih banyak pengguna, pesawat tempur “Rafale” telah mengembangkan tiga standar teknis, F1, F2, dan F3, dan diwujudkan dalam tipe tempur .

“Rafale-C”, dua tempat duduk “Rafale-B” dan tipe angkatan laut “Rafale-M” tiga tipe, model terbaru Rafale F4 disebut sebagai pesawat tempur generasi 4.75.

Baca Juga: Cek Kesehatan Berdasarkan Ramalan 12 Zodiak Hari Ini: Libra Akan Mengeluarkan Biaya Pengobatan

Oleh karena itu, ia memiliki reputasi sebagai pesawat yang “tidak dapat dijual”. Hingga 2015 belum ada negara di luar Perancis yang berminat membeli Rafale.

Namun, partisipasi Angkatan Udara Prancis dalam operasi tempur yang sebenarnya akhirnya membawa reputasi yang baik bagi pesawat tempur Rafale.

Di antaranya, perang di Afghanistan, serangan ke Libya terhadap Gaddafi, serangan udara di Suriah, dan operasi tempur aktual lainnya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: France24


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah