Qatar Siap Bangun Menara Al Jalaa yang di Bom Israel: Menara Shireen Abu Akleh

- 25 Mei 2022, 09:07 WIB
Ilustrasi gedung.
Ilustrasi gedung. /Pixabay.com/Adrian Malec

MEDIA PAKUAN - Qatar menempatkan dirinya di antara negara-negara teratas yang membantu membangun kembali Jalur Gaza setelah agresi pendudukan Israel pada tahun 2021.

Negara kaya ini memberikan dana hibah yang diperkirakan mencapai $500 juta atau setara dengan 7 triliun lebih untuk Gaza

Media lokal Palestina melaporkan bahwa seorang pejabat tinggi Qatar juga telah berjanji untuk mendanai rekonstruksi Menara Al Jalaa yang di bom oleh Israel.
 
 
Menara yang dibangun pada pertengahan 1990 an ini, adalah salah satu bangunan tinggi tertua di Kota Gaza. Menurut sumber menara tersebut akan dinamai dengan nama jurnalis Al Jazeera yang terbunuh, Shireen Abu Akleh.

Duta Besar Mohammed Al Emadi, Ketua Komite Qatar untuk Rekonstruksi Gaza, telah mengunjungi Jalur Gaza setelah permintaan dibuat oleh pejabat di Gaza untuk membangun kembali menara.

Komplek menara merupakan kantor sejumlah media, termasuk Al Jazeera dan Associated Press.
 
 
Serangan udara Israel menghancurkan gedung 11 lantai yang menampung 60 apartemen tempat tinggal dan kantor organisasi berita di Kota Gaza pada 15 Mei 2021.

Pengumuman rincian proses rekonstruksi blok medi di pusat Kota Gaza ini akan dilakukan dalam waktu dekat.

Pemboman Al Jalaa terjadi hanya beberapa jam setelah serangan udara Israel di Shati menewaskan 10 anggota keluarga, delapan anak dan dua wanita yang sedang merayakan Idul Fitri.

Amir Tamim mengecam standar ganda dalam keprihatinan atas pembunuhan Shireen Abu Akleh.
 
Baca Juga: Warga Sholat Subuh, US Nekat Curi Telepon Genggam, Kapolsek Cibeureum: Babak Belur Dihakimi Massa deh!

Tentara Israel menuduh kepentingan militer intelijen Hamas di gedung itu,  dan menggunakan wartawan sebagai tameng manusia. Namun tidak bisa memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.

Presiden dan CEO Associated Press, Gary Pruitt, mengatakan kepada Al Jazeera: “Kami telah berada di gedung itu selama sekitar 15 tahun untuk biro kami. Tidak ada Hamas ada di sana.”

2021 dianggap sebagai tahun paling mematikan bagi warga Palestina sejak serangan mematikan tahun 2014.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Doha News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x