Untuk Pertama Kalinya, Daerah Kutub Alami Musim Panas Ekstrem Sebelum Kini Kembali Normal

- 15 April 2022, 08:52 WIB
Antartika
Antartika /
MEDIA PAKUAN - Suhu di wilayah Kutub Utara dan Antartika kembali normal setelah melewati musim panas yang ekstrem, yang telah terjadi sejak bulan lalu.

Tercatat musim panas di wilayah Kutub Utara dan Antartika terjadi pada pertengahan bulan Maret, di mana daerah itu mengalami gelombang panas yang bahkan belum pernah terjadi sebelumnya.

Suhu panas yang terjadi di Kutub Utara dan Antartika tercatat mencapai 30 sampai 40 derajat Celcius (54-72F) di atas rata-rata.
 
Baca Juga: Berniat Gabung NATO, Swedia dan Finlandia Dapat Ancaman Rusia

Stasiun penelitian Concordia Antartika pada 18 Maret melaporkan bahwa suhu tertinggi yang tidak pernah terjadi sebelumnya telah tercatat berkisar -11.8C (110.8F), 40C.

Di sisi lain, stasiun vostok Rusia di Antartika Timur juga memecahkan rekor tertinggi pada bulan Maret, di mana suhunya berada di angka -32,7C (-26,9F), atau mencapai -17,7C (0,1F).

Untuk Kutub Utara, beberapa bagian wilayah tersebut menjadi menghangat hingga 30C di atas rata-rata.

Para ilmuan terkejut dengan itensitas peristiwa suhu di bulan Maret, pasalnya gelombang panas tersebut terasa mengkhawatirkan, dari musim panas tahun 2021.
 
Baca Juga: Blogger Ukraina Ungkap Perilaku Pengungsi Ukraina Memanfaatkan Bantuan Sosial dan Liburan Gratis Eropa

"Suhu yang sangat berfluktuasi adalah sesuatu yang secara tradisional kita saksikan di Antartika, dan tidak luar biasa. Apa yang luar biasa adalah 'besarnya peristiwa ini'" ucap profesor astrofisika, Tristan Guillot yang berasal dari pusat penelitian nasional Prancis CNRS.

Tristan dan timnya telah menganalisa data yang sudah disediakan dari stasiun Concordia, yang berada di barisan terdepan untuk mengamati panas kutub yang belum pernah terjadi pada sebelumnya.

Seharusnya pergantian musim telah terjadi, namun suhu meningkat sejak 21 Desember. "Puncak suhu di pedalaman ini memiliki dampak kecil dalam praktiknya" ucap Christophe Genthon, yang merupakan ahli meteorologi penelitian di CNRS.
 
Baca Juga: Coba Menggurui Putin, Kanselir Austria Gagal Lobi Energi Rusia

"Iklim tetap sangat stabil di Antartika Timur selama beberapa tahun terakhir dibandingkan dengan Antartika Barat, yang telah memanas secara nyata" ucap Genthon. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah