Dalam Keputus Asaan! Rusia Ingin Memecah Belah Bangsa, Zelensky Tuding Barat Pengecut

- 28 Maret 2022, 13:11 WIB
Dalam Keputus Asaan! Rusia Ingin Memecah Belah Bangsa, Zelensky Tuding Barat Pengecut
Dalam Keputus Asaan! Rusia Ingin Memecah Belah Bangsa, Zelensky Tuding Barat Pengecut /Instagram/zelenskiy_official/

MEDIA PAKUAN - Sebelumnya pasukan militer Rusia telah menyerang Ukraina di Wilayah Zhytomyr di barat laut, mereka menargetkan gudang senjata dan perangkat keras tentara Ukraina.

Mengutip dari Russia Today, Kementerian Pertahanan Rusia, pada Sabtu, 26 Maret 2022 menyatakan telah melakukan serangan presisi tinggi dengan sebuah kapal rudal kecil upaya untuk melenyapkan fasilitas militer Ukraina.

Dalam keputus asaan Volodymyr Zelenskiy meminta jet tempur dan tank kepada Amerika serikat untuk tetap mempertahankan negaranya melawan pasukan invasi Rusia.

Baca Juga: 6 Syarat Wajib Puasa yang Wajib Diketahui Umat Islam Menjelang Bulan Ramadhan

Sayangnya, Permintaan Presiden Ukraina itu, belum mendapat tanggapan dari pihak Barat.

Baru-baru ini Zelenskiy pada Minggu, 27 Maret 2022, dalam pidatonya menuduh Barat pengecut.

Sementara komandan intelijen militer Ukraina mengatakan Rusia berusaha membagi negara itu menjadi dua, seperti Korea Utara dan Korea Selatan, seperti dilaporkan Associated Press, Senin,28 Maret 2022.

Rusia sekarang mengatakan fokus utamanya adalah mengambil kendali wilayah Donbas Timur.

"Saya sudah berbicara dengan para pembela Mariupol hari ini. Saya terus berhubungan dengan mereka. Tekad, kepahlawanan, dan ketegasan mereka sangat luar biasa," kata Zelenskiy dalam sebuah video yang merekam pidatonya seperti dikutip Associated Press, Senin,28 Maret 2022.

Baca Juga: Bermodal 1 Ribu Rupiah, Kakek Misterius Ini Bisa Umroh ke Tanah Suci sampai Kejadian Aneh Terjadi

Zelenskiy juga mengatakan kepada wartawan independen Rusia, bahwa pemerintahnya akan mempertimbangkan untuk menyatakan netralitas dan menawarkan jaminan keamanan kepada Rusia, termasuk membuat Ukraina menjadi negara yang bebas nuklir.

Dia mengatakan kepada wartawan bahwa masalah netralitas harus diajukan kepada pemilih Ukraina dalam referendum setelah pasukan Rusia mundur.

Dia mengatakan, pemungutan suara bisa dilakukan dalam beberapa bulan setelah pasukan pergi.

Baca Juga: Meski Gagal Mengangkat Trofi Juara, Kuipers: Saya Nantikan Bobotoh Musim Depan

Rusia dengan cepat melarang wawancara itu dipublikasikan. Penanggung Jawab Komunikasi Rusia Roskomnadzor mengeluarkan larangan itu, dengan mengatakan media-media yang menyebarkannya adalah agen asing.

Outlet yang berbasis di Rusia mematuhi larangan tersebut meskipun wawancara banyak diterbitkan di luar negeri.

Zelenskiy menanggapi dengan mengatakan Moskow takut akan percakapan yang relatif singkat dengan wartawan. "Akan lucu jika tidak begitu tragis," katanya, menurut kantor berita Ukraina RBK Ukraina.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x