MEDIA PAKUAN - Sejak resmi menyerang Ukraina pada Kamis, 24 Februari lalu, Rusia ternyata menggunakan bom kontroversial yang telah dilarang banyak negara.
Bom yang digunakan Rusia adalah amunisi tandan alias bom tandan. Saat ditembakkan, bom ini akan terbuka di udara dan menghasilkan ratusan bom-bom kecil yang menghujani wilayah targetnya.
Amunisi ini terkenal sulit dikendalikan dna menyerang target di dekatnya tanpa pandang bulu. Itulah sebabnya kelompok Hak Asasi Manusia Internasional (Human Rights) mengatakan bahwa bom ini tidak boleh digunakan di dekat populasi sipil.
Baca Juga: Pesawat Terbesar Dunia Antonov 225 Hancur Dibom Rusia, Ukraina Tetap Yakin Akan Menang
Sayangnya pada invasi pertamanya, rudal balistik Rusia yang membawa amunisi tandan diduga telah menyerang di luar sebuah rumah sakit di kota Vuhledar, yang terletak di wilayah Donetsk di Ukraina timur, menurut Human Rights Watch.
Serangan itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 10:30 waktu setempat.
Empat warga sipil tewas dan 10 lainnya luka-luka, enam di antaranya adalah petugas kesehatan. Rumah sakit, ambulans, dan kendaraan lain di sekitarnya juga mengalami kerusakan.
"Saya berada di lantai pertama gedung dua lantai kami. Saya mendengar ledakan keras di luar. Kami berlari ke lorong. Untungnya, kami tidak memiliki banyak pasien," kata Natalia Sosyura, kepala dokter rumah sakit, dikutip dari npr.
Baca Juga: Pelantun Adzan di Gegerbitung Sukabumi Dibacok ketika Shalat Subuh, Pelaku Masih Misterius