MEDIA PAKUAN - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk memulihkan kekaisaran Rusia, sehari setelah dia memerintahkan pasukan Rusia untuk dikirim ke Ukraina timur.
Usai pertemuannya dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di Kremlin, selasa, Putin mengatakan kira ada yang berspekulasi bahwa Rusia berencana untuk memulihkan kerajaannya di dalam perbatasan kekaisaran.
Baca Juga: Terungkap! Jutaan Orang Tua Rusia Sesali Perpecahan Uni Soviet : Putin Inginkan Rusia Bangkit
Baca Juga: Kekuatan Besar! Rusia Tidak Butuh Dukungan Militer China di Ukraina: China Tidak Persis Amerika
Sebelumnya, Putin telah mengakui kemerdekaan republik separatis Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur, meskipun pihak Barat telah memperingatkan untuk tidak melakukannya.
Putin mengumumkan keputusan tersebut, saat pidatonya selama satu jam yang sarat dengan referensi sejarah, di mana ia mengklaim Ukraina sepenuhnya adalah wilayah Rusia
Baca Juga: Kronologis Serangan Kilat Dilakukan Pasukan Rusia terhadap Ukraina, Putin Ultimatum: Segera Letakan Senjata
Ia menambahkan bahwa Ukraina adalah negara yang gagal yang merupakan boneka Barat.
Pemimpin Rusia itu menegaskan bahwa Moskow mengakui realitas geopolitik baru, setelah jatuhnya Uni Soviet dan bekerja dengan semua negara merdeka di wilayah bekas Soviet.
Ia menambahkan bahwa Ukraina adalah negara yang gagal yang merupakan boneka Barat.
Pemimpin Rusia itu menegaskan bahwa Moskow mengakui realitas geopolitik baru, setelah jatuhnya Uni Soviet dan bekerja dengan semua negara merdeka di wilayah bekas Soviet.
Baca Juga: Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ukraina, Peringatkan Tidak akan Membantu Mengevakuasi Warganya Disana
Ia merujuk revolusi pro-Barat Ukraina tahun 2014 dan sejak itu Ukraina telah digunakan oleh negara ketiga untuk menciptakan ancaman terhadap Rusia
Pada tahun 2008, Rusia juga mendukung dua wilayah separatis Georgia yang memisahkan diri dari Moldova, Transnistria, sejak tahun 1990-an.
Ia merujuk revolusi pro-Barat Ukraina tahun 2014 dan sejak itu Ukraina telah digunakan oleh negara ketiga untuk menciptakan ancaman terhadap Rusia
Pada tahun 2008, Rusia juga mendukung dua wilayah separatis Georgia yang memisahkan diri dari Moldova, Transnistria, sejak tahun 1990-an.
Baca Juga: NATO Marah Sebut Rusia Sembrono Serang Ukraina, PBB : Beri kesempatan damai
Pengakuan Putin atas republik pemberontak Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur membuka pintu bagi kehadiran militer Rusia di wilayah tersebut.***
Pengakuan Putin atas republik pemberontak Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur membuka pintu bagi kehadiran militer Rusia di wilayah tersebut.***