Singkirkan China! Gedung Putih Isyaratkan Strategi Baru Indo-Pasifik AS: Dipicu Perilaku Agresif China

- 17 Februari 2022, 21:25 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden
Presiden Amerika Serikat Joe Biden /AP
 
 
MEDIA PAKUAN - Dibawah Presiden Joe Biden, Amerika Serikat baru saja merilis dokumen Strategi Indo-Pasifik, yang menegaskan kembali pentingnya kawasan .
 
Dokumen tersebut menyatakan bahwa Amerika Serikat akan fokus pada setiap sudut kawasan, mulai dari Asia Timur Laut dan Asia Tenggara, hingga Asia Selatan dan Oseania.
 
Termasuk Kepulauan Pasifik. Dimana Asia Tenggara sangat penting di jantung Strategi Indo-Pasifik AS.
 
 
Sepuluh negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara disebutkan dalam dokumen tersebut.

Secara khusus Filipina dan Thailand merupakan mitra aliansi perjanjian AS di kawasan itu. Sementara Indonesia, Malaysia dan Singapura dianggap sebagai mitra regional terkemuka.

Dokumen strategi baru secara eksplisit menyatakan bahwa pemaksaan dan agresi China menjangkau dunia, tetapi yang paling akut terjadi di Indo-Pasifik. 
 
 
Beijing dipilih karena perilaku agresif, mengancam tetangga di Laut Cina Selatan dan Timur, membuat Washington menyatakan akan membantu sekutu dan teman di kawasan itu.

Tidak seperti pemerintahan sebelumnya. Trump kerap berusaha memprovokasi ASEAN untuk menghadapi China.
 
Tapi kali ini strategi Indo-Pasifik AS yang baru mengakui dan menghormati pentingnya persatuan ASEAN.
 

Dalam dokumen tersebut kepada ASEAN, Amerika Serikat berjanji untuk meningkatkan investasi asing langsung untuk kemakmuran kawasan di kawasan tersebut. 
 
Komitmen tersebut penting untuk menyeimbangkan pengaruh China di kawasan, yang telah meningkat secara signifikan dalam dekade terakhir melalui Belt and Road Initiative.
 
Tampaknya juga ada cara untuk mengatasi kekurangan dari keputusan AS untuk menarik diri dari negosiasi untuk pembicaraan perdagangan bebas regional.
 
Baca Juga: Wanita Indonesia Ini Dinikahi Orang Arab! Tinggal Satu Atap dengan Istri Pertama di Rumah Mewah

Di bidang keamanan, menunjuk ke Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur sebagai prioritas.
 
Dokumen tersebut menggarisbawahi pentingnya kebebasan navigasi di Indo-Pasifik, sementara Program Operasi Kebebasan Navigasi AS (FONOPS) yang dilakukan oleh Angkatan Laut AS, telah banyak menimbulkan kontroversi. 
 
Sebaliknya, strategi tersebut menekankan pentingnya Penjaga Pantai untuk memimpin kerjasama keamanan maritim di kawasan, dalam pemberian saran, pelatihan, penyebaran, dan pengembangan kapasitas.
 

Penekanan pada kerjasama penjaga pantai dapat dilihat sebagai isyarat positif karena akan kurang provokatif dan sensitif dibandingkan dengan kehadiran militer di wilayah tersebut.
 
Dan yang lebih penting, operasi penjaga pantai di Asia Tenggara sangat diperlukan untuk mengatasi ancaman keamanan maritim seperti penangkapan ikan secara ilegal.

Strategi ini juga menekankan interaksi sumber daya manusia. Sebelum pandemi Covid-19, hampir 60.000 siswa dari negara-negara anggota ASEAN belajar di Amerika Serikat.
 
Amerika Serikat telah berusaha untuk mempromosikan hubungan yang lebih dekat dengan generasi pemimpin regional berikutnya, melalui Inisiatif Pemimpin Muda Asia Tenggara (YSEALI) 
 
 
Pada KTT Asia Timur dan Forum Regional ASEAN,  Amerika Serikat telah menegaskan kembali komitmen menjanjikan lebih dari $100 juta dalam inisiatif bersama baru.

Strategi Indo-Pasifik AS adalah cara terbaik untuk menunjukkan manfaat bagi kedua belah pihak. Untuk meningkatkan keterlibatan AS dengan kawasan dan Asia Tenggara khususnya *** 

Editor: Ahmad R

Sumber: Maritime Executive


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x