MEDIA PAKUAN - Konflik di Sudan kian memanas sejak militer melakukan kudeta terhadap pemerintah sipil.
Baru-baru ini, setidaknya 15 pengunjuk rasa tewas saat ribuan orang melakukan demonstrasi untuk menentang kudeta.
Penentang kudeta di Sudan bersumpah untuk meningkatkan protes setelah korban warga sipil tewas selama pengambilan alih militer yang diotaki Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.
Baca Juga: Pemain Legendaris Bulu Tangkis Verawaty Fajrin Meninggal Dunia: Kanker Paru-paru Rengut Nyawanya
Korban tewas sebagian besar terjadi di kota kembar Bahri dan Omdurman di ibu kota Sudan, Khartoum, sehingga jumlah korban tewas sejak kudeta 25 Oktober menjadi sedikitnya 39 orang. Mereka juga terluka selama tindakan keras itu.
Seperti yang dikutif dari Daily Sabah,"Satu martir meninggal ... setelah dia meninggal karena luka parah setelah terkena peluru tajam di kepala dan kaki pada 17 November," kata Komite Sentral Dokter Sudan yang independen, Sabtu, 20 November 2021.
Pejabat polisi menyangkal menggunakan peluru tajam dan bersikeras mereka telah menggunakan "kekuatan minimum" untuk membubarkan protes. Mereka hanya mencatat satu kematian, di antara para demonstran di Khartoum Utara.
Pada hari Jum'at, sekelompok kecil pengunjuk rasa berunjuk rasa setelah shalat Jum'at menentang kudeta militer di beberapa lingkungan, terutama di Khartoum Utara, di mana orang-orang terlihat membangun barikade di seberang jalan.