MEDIA PAKUAN - Hingga saat ini Taliban masih menunggu keputusan Amerika Serikat (AS) soal pencairan aset Afghanistan.
Wakil Menteri Kebudayaan dan Informasi Afghanistan, Zabihullah Mujahid mengatakan, sudah mengajukan perbandingan kembali ke pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Bank Dunia.
Dilansir Media Pakuan dari Sputnik News pada Sabtu, 25 September 2021, Mujahid mengatakan itu adalah permasalahan kemanusiaan yang harus dipecahkan.
"Kami menyerukan untuk mencari solusi, dan menuntut transfer dana ke rekening bank Afghanistan. Kami berusaha untuk memecahkan masalah, karena ini adalah masalah kemanusiaan, ini adalah uang rakyat Afghanistan, mereka membutuhkannya, karena mereka menderita. Saat ini, kami tidak bisa mendapatkan jawaban. Tapi kami berharap masalah ini diselesaikan," ucapnya.
Baca Juga: Senggol Isu Konflik Lahan, Demo Mahasiswa di Sukabumi Dibubarkan Paksa Polisi
Sebelumnya Amerika membekukan aset milik Afghanistan sebesar 9,5 miliar dollar AS dan juga Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia serta Uni Eropa, ketika Taliban berkuasa disana.
Disisi lain, Taliban tidak akan ikut campur dalam ekstradisi kepada mantan Presiden Ashraf Ghani.
Namun, Mujahid hanya meminta Ghani untuk mengembalikan semua dana yang dibawa kaburnya pada Agustus 2021 silam.
"Tidak, kami tidak melakukan ekstradisi terhadap Ghani. Tapi Ashraf Ghani telah mencuri dana negara dan kami menuntut agar mereka dikembalikan ke bank. Itu milik rakyat dan bank kami," ucapnya.***