MEDIA PAKUAN - Kisah pilu seorang ibu Sutha Sivanantham di London Selatan, Inggris yang tega menikam putrinya sendiri hingga tewas.
Sutha tega menikam putrinya sendiri sebanyak 15 kali yang baru berusia 5 tahun lantaran takut mati karena Covid-19.
Setelah menikam sang putri dirinya juga berusaha membunuh diri sendiri,
ia juga mengira anaknya tersebut tidak akan bisa hidup tanpanya.
Baca Juga: Heri Gunawan Ungkap BPUM UMKM Salah Sasaran, DPR RI: Masa Warga Meninggal Dapat Bansos
Sebelumnya, sang ibu telah mengeluhkan penyakit misterius selama hampir satu tahun.
Namun suaminya pun percaya dan mengklaim hal ini pengaruh ketakutan akan adanya virus Covid-19 dan pembatasan di wilayahnya tersebut.
Sang suami Sainsbury Suganthan Sivanantham dipanggil saat sedang bekerja lantara ada kabar istrinya telahmembunuh putrinya di rumah mereka di Mitcham.
Sivanantham terkejut dan menangis, karena mendengar kasus ini juga akan dibawa pengadilan.
Sebelumnya, sang ibu telah mengeluhkan penyakit misterius selama hampir satu tahun.
Namun suaminya pun percaya dan mengklaim hal ini pengaruh ketakutan akan adanya virus Covid-19 dan pembatasan di wilayahnya tersebut.
Sang suami Sainsbury Suganthan Sivanantham dipanggil saat sedang bekerja lantara ada kabar istrinya telahmembunuh putrinya di rumah mereka di Mitcham.
Sivanantham terkejut dan menangis, karena mendengar kasus ini juga akan dibawa pengadilan.
Baca Juga: Raffi Ahmad Beli 10 Hektare Lahan di Sentul Bogor untuk Lapangan Sepak Bola
“Saya percaya pembatasan Covid mungkin memiliki efek negatif pada kesejahteraannya,” katanya.
Ia meyakini bahwa tindakan yang dilakukan sang istri disebabkan karena ia menganggap serius pembatasan itu dan takut tertular virus.
Namun, pengadilan mendengar Sivanantham tidak bisa berbahasa Inggris meski telah tinggal di Inggris, sejak 2006 setelah perjodohan dengan suaminya.
“Saya percaya pembatasan Covid mungkin memiliki efek negatif pada kesejahteraannya,” katanya.
Ia meyakini bahwa tindakan yang dilakukan sang istri disebabkan karena ia menganggap serius pembatasan itu dan takut tertular virus.
Namun, pengadilan mendengar Sivanantham tidak bisa berbahasa Inggris meski telah tinggal di Inggris, sejak 2006 setelah perjodohan dengan suaminya.
Baca Juga: Perseteruan Makin Panas! Denise Chariesta Kirim Bukti untuk Jatuhkan Uya Kuya, Netter : Settingan
Kendati demikian, dikutip dari the sun ia mengatakan sang istri merupakan ibu yang baik bagi sang anak.
Kendati demikian, dikutip dari the sun ia mengatakan sang istri merupakan ibu yang baik bagi sang anak.
Baca Juga: Kapolres Sukabumi Kota Motivasi Santri Kaligrafi Lemka, Ingatkan Protokol Kesehatan
Ia juga menuturkan, pada musim gugur 2019, istrinya mengeluh sakit misterius, dan pada musim panas tahun berikutnya dia mengeluh pusing hingga berat badan menurun.***
Ia juga menuturkan, pada musim gugur 2019, istrinya mengeluh sakit misterius, dan pada musim panas tahun berikutnya dia mengeluh pusing hingga berat badan menurun.***