Mati Saat Merakit Bom, Ledakan Tewaskan Empat Orang di Bago Myanmar

- 5 Mei 2021, 17:14 WIB
Ilustrasi ledakan bom.
Ilustrasi ledakan bom. /- Foto : pixabay/



MEDIA PAKUAN-Ledakan yang terjadi di Kota Bago Myanmar setidaknya menewaskan lima orang, termasuk perakit Bom.

Media yang dikendalikan militer pada hari Rabu melaporkan,sejak kudeta 1 Februari,  Myanmar telah menyaksikan peningkatan jumlah ledakan kecil di berbagai kota-kota bagian, dan beberapa menargetkan kantor pemerintah dan fasilitas militer.

Atas ledakan yang terjadi di seluruh negeri Myanmar, tidak ada klaim yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Mau Gimana lagi Kalau Gadis Majikan Arab Suruh TKI Masuk Kamarnya, Apapun Maunya Harus Diturutin

Pada Senin sore, pasukan keamanan telah menggeledah lokasi ledakandi daerah pusat Bago dan menemukan kabel, baterai dan telepon serta bagian telepon yang rusak, kata media brita  Global New Light of Myanmar.

Ledakan "ranjau rakitan" itu menewaskan setidaknya empat orang di tempat termasuk seorang pembuat bom yang digulingkan dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi, dan satu orang lainnya meninggal di rumah sakit karena luka-lukanya.

Sementara itu, Seorang juru bicara NLD tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Selain itu, media independen negeri itu juga melaporkan, bahwa lima orang yang terbunuh oleh setidaknya satu bom parsel, termasuk anggota parlemen yang digulingkan, petugas polisi yang telah bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil yang menentang kekuasaan militer dan seorang penduduk, Selasa.

Media itu mengatakan, petugas polisi lain yang terlibat dalam gerakan pembangkangan sipil diledakkan oleh ledakan tersebut, dan tidak jelas apakah itu orang yang dilaporkan meninggal di rumah sakit.

Baca Juga: Hati-Hati Kalau di Arab Saudi, Simak Cerita TKW Indonesia yang Disekap dan Dilecehkan Kemudian Dijual

Atas ledakan yang terjadi, militer menuduh kepada orang-orang yang ingin membuat negara tidak stabil atas serangkaian ledakan itu.

Menurut penghitungan oleh kelompok pemantau hak Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), setidaknya 760 warga sipil telah tewas oleh kekerasan yang dilakukan oleh militer saat mengamankan pengunjuk rasa anti kudeta.

Sementara itu, pihak media tidak dapat memverifikasi korban karena junta telah melakukan pembatasan yang diberlakukan pada media. Banyak wartawan termasuk di antara ribuan orang yang ditahan.***


Editor: Hanif Nasution

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x