Perselisihan Kudeta Myanmar Belum Selesai, Ledakan Bom Paket Tewaskan Polisi

- 4 Mei 2021, 15:28 WIB
Orang-Orang Myanmar Mulai Latihan Senjata untuk Melawan Militer, Jika Dibiarkan Ini yang Terjadi
Orang-Orang Myanmar Mulai Latihan Senjata untuk Melawan Militer, Jika Dibiarkan Ini yang Terjadi /Reuters/


MEDIA PAKUAN-Pertikaian di Myanmar terus memakan korban.Ledakan bom parsel menewaskan setidaknya lima orang, termasuk 3 orang polisi. Seorang anggota parlemen yang digulingkan dikabarkan juga menjadi korban. 

Media setempat melaporkan, Selasa, 04 April 2021, sejak kudeta yang dilakukan militer kepada pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, beberapa ledakan kecil sering terjadi di pemukimna, terkadang yang menjadi target adalah fasilitas militer dan kantor pemerintah Myanmar.

Sementara itu, ledakan terbaru terjadi pada pukul 5 sore waktu setempat, Bago Barat, di sebuah desa di bagian tengah selatan Myanmar, menurut laporan media yang mengutip seorang penduduk.

Baca Juga: Koper TKW Indonesia Ini 'Dibongkar' Majikan di Bandara Arab Saudi, Ternyata Isinya Tidak DIduga

Satu ledakan bom parsel terjadi di sebuah rumah di desa itu, dan setidaknya menewaskan tiga petugas polisi, satu orang penduduk dan seorang anggota parlemen dari partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) Suu Kyi.

Menurut seorang penduduk yang mengetahui insiden ledakan itu, petus polisi yang lain juga terluka parah setelah lengannya terlempar oleh ledakan itu. Dia telah dirawat di rumah sakit dan menerima perawatan, katanya.

Kekacauan di Myanmar terjadi sejak kudeta pada 1 Februari, dengan ratusan dilaporkan dibunuh oleh pasukan keamanan yang mencoba untuk memadamkan protes pro-demokrasi di seluruh negeri.

Hampir setiap hari pendukung pro-demokrasi turun kejalan, walupun tindak kekerasan hingga kematian dilakukan ole militer Myanmar.

Sementara itu, pada hari Senin, sebauh kelompom pemberontak etnis, Tentara Kemerdekaan Kachin, dilaporkan telah menembak jatuh sebuah helikopter militer saat pertempuran di wilayah perbatasan utara dan timur negara itu meletus.

Baca Juga: Sedih! Janji Bill Gates dan Melinda Pasca Bercerai, Bagaimana Soal Anak-anak?

Selin itu, media internal juga melaporan, seorang administrator lokal yang ditunjuk junta telah ditikam hingga tewas Yangon, kota utama Myanmar.

Sementara itu, polisi dan militer tidak mau berkomentar.

Menurut advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sedikitnya 766 warga sipil telah tewas oleh pasukan miloiter Myanmar sejak awal kudeta.

Sementara itu, angka kematian warga sipil yang tercata oleh AAPP mendapat bantahan dari pihak junta, dan mereka mengatakan, setidaknya 24 anggota pasukan keamanan telah tewas selama protes.

Alasan junta merebut kekuasan itu karena keluhannya atas kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi diduga ada kecurangan, namun tidak ditangani oleh komisi pemilihan yang menganggap pemilu itu adil.
Baca Juga: Inilah Kehidupan Malam Wanita Cantik Arab Saudi 'Sudah Bebas Berkeliaran dan Nongkrong di Pinggir Jalan'
Selain itu, AAPP juga melaporkan, lebih dari 3.600 telah ditahan sejak kudeta karena menentang kudeta, termasuk Suu Kyi, 75.***


Editor: Hanif Nasution

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x