MEDIA PAKUAN - Diplomat Uni Eropa menyalahkan China dan Rusia, karena terhalangnya tindakan penolakan Internasional terhadap kudeta Myanmar.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell yang disadur Media Pakuan dari Reuters pada Senin, 12 April 2021.
Borrel mengatakan adanya persaingan geopolitik di Myanmar, sehingga susah untuk mencari titik temu.
Lelaki yang mewakili 27 negara di Uni Eropa itu menyebutkan, junta militer Myanmar memakai tindakan yang kejam kepada rakyatnta.
Seperti yang diketahui sebelumnya, China dan Rusia memang memiliki hubungan yang dekat dengan militer Myanmar.
Kedua negara tersebut merupakan pemasok senjata terbesar ke pangkalan militer Myanmar.
Kecaman dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah diberikan kepada junta militer Myanmar.
Baca Juga: 28 Formasi Dibuka! Lowongan Kerja BUMN di Badan Pengelola Keuangan Haji April 2021