Penderita Covid 19 Alami Kerontokan Gigi secara Mendadak, Diduga Akibat Peradangan Gusi

- 30 November 2020, 17:06 WIB
Ilustrasi pemeriksaan gigi
Ilustrasi pemeriksaan gigi /Jarmoluk / Pixabay
MEDIA PAKUAN -Para ahli di sejumlah negara menyebutkan salah satu efek samping yang dialami penderita Covid 19 yaitu kehilangan gigi secara mendadak.
 
Efek tersebut mempengaruhi hampir sebagian besar penderita dengan gejala Covid 19 ringan maupun mengalami gejala berat.
 
Para dokter gigi menyebutkan virus dapat mengiritasi gusi melalui peradangan, dilihat dari beberapa kasus orang yang kehilangan gigi sebagai akibatnya.
 
 
Melansir dari laman Mirror, baru-baru ini seorang wanita kehilangan giginya setelah dinyatakan positif Covid 19.
 
Wanita itu diketahui bernama Farah Khemili. Warga New York tersebut mengaku giginya goyang, kemudian copot setelah ia makan ice cream.
 
Sementara itu seorang anak lelaki berusia 12 tahun juga dilaporkan kehilangan satu gigi, setelah didiagnosis Covid 19.
 
 
Atas dasar itu, sang ibu Diana Berrent, menghimbau dalam akun twitter nya, agar tidak menyepelekan Covid 19.
 
“Anak saya yang berusia 12 tahun, baru saja kehilangan gigi depan. Selain itu, orang dewasa lainnya mengalami gigi lepas," tulis Diana Berrent.
 
"Ternyata itu dari kerusakan pembuluh darah, setelah terinfeksi Covid 19 selama 9 bulan. Ya Tuhan. TOLONG, Saya mohon, tanggapi ini dengan serius. Untukmu. Untuk anak-anakmu. Untuk semua orang," katanya.
 
 
Meskipun masih belum jelas apakah kehilangan gigi tersebut disebabkan oleh Covid 19, para ahli berpendapat bahwa peradangan yang disebabkan oleh virus corona dapat mengiritasi gusi.
 
Seorang prostodontis di Sonora, California, Dr Michael Scherer menerangkan penyakit gusi sangat sensitif terhadap reaksi hiper-inflamasi, dan Covid long hauler pasti termasuk dalam kategori itu.
 
Namun pendapat lain mengutarakan bahwa kehilangan gigi mungkin merupakan konsekuensi dari akses operasi dokter gigi yang terbatas, lantaran lockdown.
 
“Long Covid adalah kondisi yang melemahkan, dan gejala yang sedang berlangsung dapat mencakup sesak napas, nyeri dada, kabut otak, dan kecemasan," ucap Penasihat ilmiah di British Dental Association, Profesor Damien Walmsley.
 
 
“Kita tahu kalau sebelumnya bugar dan sehat bisa kesulitan melakukan tugas paling mendasar, seperti naik tangga," lanjutnya.
 
"Mungkin juga mereka tidak terlalu memperhatikan kebersihan mulut mereka, yang akan meningkatkan risiko kerusakan gigi dan penyakit gusi," ujar Walmsley.
 
"Lebih penting dari sebelumnya, membersihkan gigi, dua kali sehari dengan pasta gigi berfluorida, sebelum tidur dan pada satu kesempatan lainnya," tambahnya. ***
 

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x