MEDIA PAKUAN - Pemilihan Presiden AS dilaksanakan pada Selasa, 3 November waktu setempat, atau Selasa malam WIB.
Selama pemungutan suara di seluruh Amerika Serikat (AS) saat itu sangat ketat, kandidat
Kedua pasangan Donald Trump dan Joe Biden menjadi pusat perhatian yang sangat menarik.
Baca Juga: Intip Monitor VAR pada saat Pertandingan Lokomotiv vs Atletico, Luiz Suarez Diberikan Kartu Kuning
Pasalnya hasil pemungutan suara di beberapa negara yang berada di bagian utama menjadi kemenangan Trump.
Namun, Biden jauh lebih unggul secara nasional, dan yang terkecil hanya berada di negara Florida, Arizona, dan North Carolina, dan margin yang sama di negara industri utara - Wisconsin, Michigan dan Pennsylvania.
Dilansir dari The New York Times telah merekomendasikan seseorang yang akan menjadi rival trump dalam pemilihan presiden saat ini adalah Joe biden.
Baca Juga: Dalang Kondang Ki Seno Meninggal Dunia, Inilah Sejarah Kariernya hingga Meninggal
Hal ini membuat suatu ancaman bagi Trump dan akan menimbulkan dirinya kedalam masalah sesungguhnya apabila Biden mengambil alih kepemimpinan yang Trump miliki.
Kesuksesan Trump semenjak mengambil alih jabatan Barack Obama akibat terpukul dari pandemi, kini tahun terakhir ia menjabat ditentukan dengan kekacauan yang terjadi di AS, diantaranya: Hilangnya lebih dari 1 juta pekerjaan dan kematian kurang lebih 230.000 orang akibat virus corona.
Kekacauan tersebut dimanfaatkan oleh biden untuk melakukan sebuah kampanye dengan bantuan cawapres Kamala Harris.
Baca Juga: Jungkirkan Olympiakos 3-0, Manchester City Berdiri Kokoh di Puncak Grup C Liga Champions
Walaupun demikian, keberadaan Trump di seluruh dunia belum terhapus.
Menurut Inggris dengan Trump dipilih kembali sebagai Presiden adalah suatu keyakinan bisa bermanfaat bagi perjanjian perdagangan AS-Inggris.
Terlepas dari semua kekacauan dan keributan dalam kampanye 2020 yang sangat berbeda dengan empat tahun lalu, jajak pendapat nasional dan jajak pendapat negara bagian - yang menentukan hasil pemilu - selalu menunjukkan hasil yang konsisten. Tidak terjadi pergeseran angka signifikan.
Setelah terjadi pengetatan persaingan pemungutan suara sebesar 0,1% Biden unggul 8,4% yaitu 51,8% dibandingkan Trump 43,3%.***