Israel Berencana Serang Rafah Basmi Militer Hamas, Netanyahu: Warga Sipil Palestina Silahkan Pergi

19 Maret 2024, 12:55 WIB
Israel Berencana Serang Rafah Basmi Militer Hamas, Netanyahu: Warga Sipil Palestina Silahkan Pergi /Reuters/Ronen Zvulun/

MEDIA PAKUAN - Penjajah Israel akan menyerang Rafah untuk membasmi militer Hamas, padahal Rafah menjadi tempat terakhir pengungsi warga palestina Meskipun Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu menegaskan tentaranya akan memperbolehkan warga sipil Palestina pergi meninggalkan Rafah.

Rafah merupakan tempat di mana satu juta warga Palestina mengungsi saat ini. Jutaan rakyat yang dipaksa meninggalkan rumah masing-masing itu hidup dalam tenda, berlindung dari bombardir dan peluru IOF serta wabah kelaparan yang mengancam.

"batalyon teroris (Hamas) yang tersisa di Rafah sejalan dengan memungkinkannya penduduk sipil meninggalkan Rafah. (Serangan) ini bukanlah sesuatu yang akan kami lakukan sambil mengurung populasi (rakyat) tetap di lokasi. Faktanya, kami akan melakukan yang sebaliknya, kami akan membolehkan mereka pergi (terlebih dulu),” kata Netanyahu, di Yerusalem, dikutip dari Al Jazeera, Senin, 18 Maret 2024.

Serangan Israel terhadap Rafah, tempat mayoritas dari 2,3 juta penduduk Gaza mencari perlindungan dinilai akan membuat perdamaian regional semakin sulit.

Baca Juga: Terlibat Genosida 120 Tahun Hingga di Palestina, Penulis Afrika Selatan Tolak Penghargaan Bergengsi Jerman

Serangan penjajah Israel akan memungkinkan korban sipil berjatuhan dalam jumlah besar meskipun Dalam pernyataan terbaru, Netanyahu mengungkapkan 'kebaikannya' untuk melindungi sipil Palestina.

Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa dirinya tidak akan berhenti meskipun tekanan internasional terus menerus menyerukan genjatan senjata, sebelum Hamas benar-benar kalah.

“Tekanan internasional sebesar apa pun tidak akan menghentikan kami untuk mewujudkan semua tujuan perang: melenyapkan Hamas, melepaskan semua sandera kami, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman terhadap Israel,” kata Netanyahu dalam sebuah video yang dirilis oleh kantornya.

Komentar Netanyahu muncul ketika perundingan gencatan senjata diperkirakan akan dilanjutkan di Doha, Qatar, selain tempat pengungsian Rafah juga merupakan benteng terakhir Hamas berlindung.

Kendati merupakan sekutu perang Israel, Presiden AS Joe Biden tampak tak senang dengan invasi Israel ke Rafah. Baginya, itu akan menjadi “garis merah” terakhir menandai Netanyahu cs telah melampaui batas, jika tak ada rencana perlindungan sipil yang jelas dan kredibel.

Pasukan militer Israel Penjajah mulai menyergap kompleks Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, pada Senin, 18 Maret 2024. Operasi tiba-tiba ini menyebabkan banyak korban dan memicu kebakaran hebat di salah satu bangunan rumah sakit.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: PRFM

Tags

Terkini

Terpopuler