Presiden Mesir Tolak Permintaan Perbatasan Rafah Jadi Pintu Keluar Warga Gaza

13 Oktober 2023, 22:32 WIB
Ilustrasi Perbatasan Rafah yang memisahkan Semenanjung Sinai, Mesir dan Jalur Gaza, Palestina dibom Israel pada 9-10 Oktober 2023.Ilustrasi Perbatasan Rafah yang memisahkan Semenanjung Sinai, Mesir dan Jalur Gaza, Palestina dibom Israel pada 9-10 Oktober 2023. /ANTARA/

MEDIA PAKUAN - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Kamis 12 Oktober 2023 menolak untuk mengijinkan perbatasan Rafah sebagai pintu keluar bagi warga Gaza.


Rafah adalah wilayah perbatasan antara Mesir dan Gaza, yang merupakan satu-satunya jalan yang tidak dikuasai oleh Israel.


Ditengah seruan terhadap Kairo agar mengijinkan warga Gaza untuk keluar dari perbatasan Rafah, Sisi dalam pidatonya meminta kepada penduduk Gaza agar tetap teguh dan tetap berada di Gaza.

Namun apa yang melatar belakangi penolakan Presiden Mesir ini, rupanya Sisi memiliki alasan tersendiri. Dihadapan para lulusan akademi militer Mesir Sisi mengungkapkan pandangannya. 


“Tentu saja kami bersimpati, tetapi kami harus menangani masalah secara rasional untuk mencapai perdamaian, yang biayanya tidak terlalu tinggi,” kata Sisi.


Menurutnya perjuangan Palestina adalah masalah seluruh bangsa Arab, dan Mesir akan berupaya semaksimal mungkin untuk meringankan beban rakyat Palestina.


“ Kami tidak bermasalah dengan siapapun dan telah menampung sembilan juta tamu dari berbagai negara yang datang ke Mesir, untuk meminta perlindungan keamanan, keselamatan dan perdamaian” katanya.


Terkait penolakannya ia menjelaskan bahwa masalah Gaza sangat sensitif dan berbeda, karena dampaknya akan berakibat bagi perjuangan Palestina sendiri.


Menurutnya eksodus atau perpindahan penduduk Gaza akan berdampak sangat luas dan berarti menghilangkan nilai-nilai perjuangan Palestina selama ini.


Sisi menegaskan Kairo akan memastikan hak-hak warga Palestina dan berkomitmen untuk mengirimkan bantuan medis dan kemanusiaan.


Mesir telah menetapkan Bandara Internasional El-Arish di Sinai Utara sebagai titik penerimaan bantuan kemanusiaan internasional yang akan dikirim ke Gaza.


Dia memperingatkan pihak-pihak yang berupaya untuk mengalihkan dan menggagalkan isu Palestina, sehingga menyimpang dari jalan perdamaian yang adil berdasarkan prinsip-prinsip Perjanjian Oslo, Inisiatif Perdamaian Arab, dan resolusi legitimasi internasional.

 

Ia menekankan pentingnya kembali ke jalur perundingan melalui koordinasi dengan semua mitra internasional dan regional tanpa batasan atau persyaratan.


Dalam beberapa hari terakhir media-media arus utama memberitakan penduduk Gaza yang dipaksa untuk memilih antara tewas akibat pemboman Israel atau diusir dari tanah mereka.


Mesir adalah negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 1979, setelah perang enam tahun yang berakhir pada tahun 1973.


Mesir berhasil mendapatkan kembali wilayah Semenanjung Sinai dari cengkraman Israel.**

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: Arham

Tags

Terkini

Terpopuler