Pasca Banjir yang Menelan 11 Ribu Jiwa, Rakyat Libya Unjuk Rasa

19 September 2023, 13:40 WIB
Pasca Banjir yang Menelan 11 Ribu Jiwa, Rakyat Libya Unjuk Rasa // Foto FB Inayah peduli libya/

MEDIA PAKUAN - Banjir rob yang melanda Libya merengut ribuan jiwa, yang terjadi pada 11 september 2023 lalu.

Dampak banjir negara Bulan Sabit tersebut mengalami kerugian material dan jiwa, pada 18 September 2023, OCHA (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs) atau badan PBB urusan kemanusiaan, merilis yang mencapai 11 ribu jiwa.

Mengutif dari AP News, jumlah tersebut simpang-siur Senin, 18 September 2023, angka kematian justru jauh lebih rendah, yakni sekitar 4 ribu orang dan 9 ribu lainnya hilang.

Diwartakan Reuters, Walikota Derna, Abdel-Moneim al-Ghaithi, memperkirakan 20 ribu warga hilang.

Sementara WHO mengkonfirmasi jumlah kematian sebanyak 3.922. Pada Minggu, 17 September 2023, Menteri Kesehatan Libya Timur, Othman Abduljaleel mengungkapkan 3.283 jenazah sudah dimakamkan. Akan tetapi, ia tidak memberikan rincian jumlah total korban meninggal yang sudah dievakuasi.

Baca Juga: Info Harga dan Cara Pembelian Tiket Persita Tangerang VS Dewa United Pada Pekan ke 13 di Indomilk Arena

Apa yang menjadi ancaman akhirnya terjadi pada Senin, 11 September 2023, dini hari.

Penduduk Derna seketika terbangun kala mendengar suara ledakan keras hingga air bah membanjiri kota Mediterania.

Bendungan Abu Mansour dan Derna jebol hingga menghajar dinding setinggi dua lantai. Banjir bandang menyebabkan kematian ribuan orang dan gedung-gedung roboh.

Jalan dan jembatan juga disapu air. Dam Abu Mansour dan Derna yang jebol itu dibangun pada era tahun 1970-an oleh perusahaan asal Yugoslavia. Abu Mansour berjarak 14 kilometer (8,6 mil) dari kota, dengan tinggi 74 meter (243 kaki) dan kapasitas 22,5 juta meter kubik air.

Sedangkan bendungan Derna atau Belad lebih dekat dengan wilayah kota dan mempunyai daya tampung 1,5 juta meter kubik air. Selama ini, kedua dam diharapkan menjadi pelindung kota dari ancaman banjir bandang.

Baca Juga: UNESCO Tetapkan Kota Benteng Tua Jericho Sebagai Warisan Dunia Milik Palestina

Airnya juga banyak dimanfaatkan untuk sektor pertanian sebelum jebol menghantam warga dan bangunan.

"Kedua bendungan tidak pernah dirawat selama bertahun-tahun, meskipun banjir berulang kali melanda kota ini di masa lalu.
Bendungan-bendungan itu sudah bobrok," uja Saleh Emhanna, peneliti geologi Universitas Ajdabia, Libya.

Update Terkini Kondisi Libya Sepekan setelah banjir besar yang diibaratkan seperti tsunami, ratusan orang melakukan unjuk rasa di Derna.

Mereka memprotes pemerintahan setempat dan pihak berwajib lantaran dianggap tidak melakukan tindakan pencegahan terhadap banjir.

Massa juga mengecam para pejabat lokal dan menyerukan persatuan nasional di tengah situasi negara yang terpecah akibat konflik hingga menghambat penanganan bencana. ***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler