Uni Eropa Diambang Keruntuhan Dalam Waktu Dekat: 5 Negara Ini Akan Menarik Dukungan

22 Mei 2023, 15:07 WIB
/Freepik

MEDIA PAKUAN - Sebuah penelitian yang di lakukan Daily Mail menyebutkan bahwa Uni Eropa berada diambang keruntuhan, yang akan dimulai dalam waktu dekat.

Sebelumnya Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa pada 23 Juni 2016, dimana banyak yang memperkirakan bahwa negara lain mengikuti langkah tersebut.

Dalam sebuah artikelnya Daily Mail menuliskan informasi tentang sinyal penarikan dukungan oleh sebanyak 5 negara, yang disebut-sebut gelombang pertama yang akan keluar dari serikat itu.

Menurut publikasi tersebut kelima negara yang akan segera meninggalkan Uni Eropa adalah  Perancis, Swedia, Italia, Yunani, dan Hongaria.

Baca Juga: Vladimir Putin Ucapkan Selamat Setelah 224 Hari Pertempuran Berdarah, Bakhmut Akhirnya Dikuasai Rusia

Menurut survei Eurobarometer disebutkan bahwa Yunani menempati posisi teratas sebagai negara dengan jumlah persentase tertinggi dari negara manapun, yang menghendaki negara itu untuk meninggalkan Uni Eropa. 

Sebanyak 53 persen warga Yunani mengaku pesimis tentang masa depan Uni Eropa, sementara 60 persen lainnya juga tidak mempercayai Uni Eropa.

Perancis memiliki hubungan yang rumit dengan UE, sebagai salah satu anggota pendiri blok dengan ekonomi terbesar kedua

Survei Eurobarometer pada Februari mengungkapkan bahwa 57 persen orang Perancis tidak mempercayai Uni Eropa, dengan 50 persen lainnya pesimis tentang masa depan blok tersebut.

Di Italia situasai serupa terjadi seperti di Perancis, menurut survei Eurobarometer  50 persen orang Italia tidak mempercayai Uni Eropa.

Negara yang sangat terpukul oleh pandemi Covid -19 itu, kerap mengkritik UE  karena lamban dan tidak efektif. 

Hal tersebut diperburuk oleh Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, pemimpin nasionalis Italia yang dikenal anti-Eropa dimana media Jerman menilainya sebagai wanita paling berbahaya di Eropa.

Hungaria, Presiden Viktor Orban dikenal telah mempertahankan hubungan yang kuat dengan Vladimir Putin selama perang di Ukraina, meskipun negaranya menjadi anggota Uni Eropa dan NATO.


Setelah pandemi Covid-19, Orban terlibat dalam perseteruan dengan pejabat tinggi UE atas akses ke dana pemulihan pandemi blok tersebut.


Hungaria juga tidak dapat mengakses dana sampai negara tersebut mengubah sikapnya terhadap undang-undang hak asasi manusia, suaka dan imigrasi serta hak LGBT.


UE menyatakan hanya akan memberikan dana kepada Orban dengan syarat pemerintah Hongaria menerapkan daftar panjang reformasi untuk mematuhi standar demokrasi dan legislatif Eropa.


Eurobarometer mencatat bahwa sebanyak 43% warga Hongaria meragukan kebijakan Uni Eropa.


Sedangkan untuk Swedia, pemimpin partai terbesar kedua Swedia menyatakan untuk menilai kembali keanggotaan negara itu di Uni Eropa.


Jimmie Akesson mengatakan bahwa Uni Eropa menuju ke arah yang salah, dan harus memberlakukan keinginan sendiri negara itu, dengan mengecualikan undang-undang UE.


Walaupun begitu negara ini muncul dalam persentasi kecil, karena akan merugikan jika keluar dari Uni Eropa.


Eurobarometer mencatat 63 persen warga Swedia mengklaim bahwa mereka mempercayai blok tersebut, dan 73 persen tetap optimis tentang masa depan Uni Eropa.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler