Gencatan Senjata Warga Yaman Suka Cita Menyambut Idul Fitri, Erin Hutchison: Akan Lebih Parah Jika Kembali

24 April 2022, 12:03 WIB
Gencatan Senjata Warga Yaman Suka Cita Menyambut Idul Fitri, Erin Hutchison: Akan Lebih Parah Jika Kembali /Ilustrasi /Pixabay

MEDIA PAKUAN - Koalisi pimpinan Arab Saudi penuhi janjinya untuk menghentikan operasi militer selama bulan Ramadhan.

Saat ini Rakyat Yaman merasa bahagia dan tenang melakukan ibadah puasa Ramadhannya, mereka bisa menikmati datangnya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Sayangnya, gencatan senjata itu di berlaku Koalisi pimpinana Arab Saudi tersebut hanya dua bulan.

Baca Juga: Angkutan Barang Dibatasi Lewat Sukabumi Selama Arus Mudik 2022

Gencatan senjata itu memberi kesempatan kepada kelompok-kelompok untuk meningkatkan bantuan bagi jutaan orang Yaman yang kelaparan.

Menurut Erin Hutchison, Direktur Dewan Pengungsi Norwegia untuk Yaman mengatakan,"Manfaat gencatan senjata itu sudah sangat signifikan pada minggu-minggu pertama," ujarnya seperti dikutip AFP

Kelompok itu mampu memberi bantuan kepada 12.000 orang di satu kabupaten di provinsi Hajjah yang belum terjangkau, selama lebih dari tiga tahun.

Baca Juga: Tidak Kesampain, Ziva Magnolya Ungkap 'Dulu Aku Emang Punya 2 Cita-cita'

Namun, lanjut Erin kekurangan gizi yang melanda anak-anak, diperkirakan akan memburuk, jika pertempuran kembali terjadi atau dana untuk kemanusiaan tidak meningkat.

Seperti diketahui, konflik di Yaman selama lebih dari tujuh tahun itu telah menghancurkan ekonomi.

Menyebabkan jutaan orang terlantar dan meningkatkan harga pangan di luar jangkauan banyak orang. Lonjakan harga biji-bijian dan komoditas dunia menambah ketegangan lebih lanjut.

Baca Juga: Doa Ramadhan Hari Ke-22, Memohon Pintu Keberkahan Bulan Ramadhan

"Puluhan juta orang di Yaman hidup tanpa ketersediaan pangan," kata Richard Ragan dari Program Pangan Dunia (WFP), yang berupaya memberi bantuan pangan bagi separuh dari 30 juta orang Yaman, melalui salah satu program terbesar WFP.

Data PBB bulan Maret menunjukkan angka kelaparan dan kekurangan gizi yang memburuk tahun ini, dan badan itu memperkirakan, antara Juni hingga Desember mereka yang tidak memperoleh gizi minimum akan mencapai angka baru kekurangan gizi tertinggi yaitu 19 juta, naik dari angka sekarang 17,4 juta.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler