Penyebaran Virus COVID-19 di Korea Selatan Semakin Meningkat, Membuat Beban Tonggak Melampaui Batas dalam Seja

10 Desember 2021, 13:42 WIB
WHO imbau masyarakat untuk tidak panik meski varian Covid 19 Omicron mudah menyebar /Freepik

MEDIA PAKUAN - Kasus Virus COVID-19 di Korea Selatan sampai saat ini masih bertahan diangka 7000.

Selama tiga hari berturut-turut kasus virus COVID-19 beradaptasi di atas angka 7000 pada hari Jumat.

Akibat kasus yang terus melonjak membuat beban tonggak melampaui sejarah menjadi 500.000.

Baca Juga: 'Muhammad' Masuk dalam Daftar 10 Nama Paling Populer di Amerika Serikat

Negara tersebut melaporkan 7.022 infeksi COVID-19 baru, meningkatkan total beban kasus menjadi 503.606, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Angka itu adalah total harian tertinggi ketiga dari pandemi, setelah rekor tertinggi 7.174 yang dilaporkan Rabu dan 7.102 hari sebelumnya.

Dari total tersebut, Seoul melaporkan 2.800 kasus baru, sementara 2.030 kasus berasal dari Provinsi Gyeonggi di sekitarnya dan 465 dari Incheon, 40 kilometer barat Seoul.

Jumlah pasien COVID-19 yang sakit kritis mencapai 852, tertinggi kedua setelah 857 yang dilaporkan Kamis.

Baca Juga: Waspada! Anak Indigo Meramalkan Kejadian Mengerikan di Tahun 2022

Hal itu menambahkan beban rumah sakit dan unit perawatan intensif.

Pada pukul 17.00 Kamis, tempat tidur unit perawatan intensif di wilayah Seoul naik 0,4 poin persentase dari hari sebelumnya menjadi 85,4 persen.

Sebanyak 1.258 pasien menunggu untuk dirawat di rumah sakit. Dari mereka, 285 telah menunggu tempat tidur selama lebih dari empat hari.

Hingga Jumat pukul 12 pagi, 20.458 pasien, termasuk 9.866 warga Seoul, telah dirawat karena COVID-19 di rumah.

Baca Juga: Waspada! Anak Indigo Meramalkan Kejadian Mengerikan di Tahun 2022

Korban tewas naik 53 menjadi 4.130, kata pihak berwenang. Tingkat kematian mencapai 0,82 persen.

Pada awal pekan pihak pemerintah membuat langkah untuk memperketat protokol kesehatan karena pada musim dingin penyebaran infeksi sangat cepat.

Karena terus meningkatnya kasus virus membuat pemerintah menunda untuk melakukan kembali hidup normal bertahap.

Untuk melakukan pertemuan pribadi atau bisnis pelanggan harus menunjukkan kartu vaksin.

Dengan menunjukkan kartu vaksin memberitahukan bahwa mereka sepenuhnya divaksinasi atau telah dites negatif untuk virus corona.

Langkah-langkah itu akan tetap berlaku hingga 2 Januari. Pihak berwenang mengatakan langkah-langkah itu akan mulai menunjukkan efek akhir pekan ini.

Baca Juga: Setiap Hari Didekati Majikan, TKW: Aku Tidak Perlu Marah-Marah Kareka Aku Bertahan Demi Uang

Tetapi para ahli kesehatan memperingatkan langkah-langkah yang lebih ketat diperlukan untuk memperlambat penyebaran virus dan varian omicron.

KDCA melaporkan tiga kasus lagi dari varian omicron, sehingga jumlah total menjadi 63 15 kasus impor dan 48 kasus yang ditularkan secara lokal.

Sebagian besar kasus terkait dengan sebuah gereja di Incheon tempat seorang pendeta, kasus infeksi omicron pertama yang diketahui di negara itu, bekerja.

Pendeta dan istrinya dipastikan telah terinfeksi varian tersebut setelah mereka kembali dari perjalanan ke Nigeria bulan lalu.

Untuk menopang efektivitas vaksin, pemerintah mengatakan akan memangkas interval dosis antara vaksinasi primer dan suntikan booster menjadi tiga bulan dari 4-5 bulan saat ini.

Baca Juga: Setiap Hari Didekati Majikan, TKW: Aku Tidak Perlu Marah-Marah Kareka Aku Bertahan Demi Uang


"Kemampuan respons medis kami dengan cepat habis karena kasus harian tetap di angka 7.000 untuk hari ketiga berturut-turut dengan manula berusia 60 atau lebih bertanggung jawab atas 35 persen kasus," kata Perdana Menteri Kim Boo-kyum selama pandemi harian. pertemuan tanggapan Jumat.

"Prioritas utama kami adalah pemberian vaksin yang cepat" lanjutanya.

Di bidang vaksinasi, 83,5 persen dari 52 juta penduduk negara itu telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin, sementara 81 persen telah menerima dua suntikan dan 10,3 persen mendapatkan suntikan penguat.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Korea Times

Tags

Terkini

Terpopuler