MEDIA PAKUAN - Setelah mayoritas parlemen menyatakan Menteri Luar Negeri Belanda Sigrid Kaag melakukan kesalahan soal pengurusan evakuasi pengungsi dari Afghanistan pada Agustus lalu.
Akhirnya Pada Kamis,16 September 2021 Kaag pun mengundurkan diri.Sebelumnya ketika Taliban muncul mengambil alih kekuasaan
Pemerintah saat itu telah melakukan penanganan yang lambat, atas hal tersebut anggota parlemen dari berbagai partai politik mengatakan bahwa Kaag harus bertanggung jawab.
Baca Juga: Ayo! Dorong Minat Belajar di Thailand, Lisa BLACKPINK Tawarkan Bantuan Tersebut
Banyak yang beranggapan bahwa sebenarnya mereka bisa memperoleh suaka di Belanda, namun kaag telah gagal mempersiapkan evakuasi yang aman untuk ribuan warga Afghanistan tersebut.
Sementara itu, Kaag mengatakan bahwa Dewan telah memutuskan bila Kabinet telah bertindak secara tidak bertanggung jawab.
"Dewan memutuskan bahwa Kabinet telah bertindak secara tidak bertanggung jawab," katanya.
Baca Juga: Zikri Daulay Masih Menduda, Syakir Daulay Ledek Begini
Kaag juga menambahkan bahwa Menteri yang bersangkutan harus mundur jika kebijakannya ditolak.
"Menteri yang bersangkutan harus mundur jika kebijakannya ditolak," katanya.
Pada saat itu, terdapat sekitar 2.100 orang yang diangkut keluar dari Afghanistan oleh pesawat-pesawat militer Belanda ke negara-negara di sekitar, selama dua pekan terakhir Agustus.
Baca Juga: Teuku Ryan Puji Ria Ricis, Netizen Ikut Komentar
Dari banyaknya orang yang di evakuasi tersebut Belanda menjadi negara tujuan akhir bagi hampir sejumlah 1.700 orang .
Namun, karena pada saat itu mereka tidak berhasil mencapai bandara di Kabul jadi masih banyak orang yang tertinggal di Afghanistan.
Mereka yang tertinggal adalah ratusan warga negara Belanda --banyak di antaranya merupakan keturunan Afghanistan.
Baca Juga: 9 Waktu Utama Membaca Surat Al Fatihah: Wajib Dilakukan Sejak Pagi hingga Malam Hari
Juga kalangan warga Afghanistan yang dulu bekerja untuk misi militer, perusahaan media berita, atau lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Kaag, seorang mantan diplomat, pernah bertugas sebagai koordinator khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Lebanon selama 2015-2017.
Sebelum itu, Kaag pernah mengepalai tim PBB yang mengawasi pemusnahan senjata kimia Suriah.
Partai berhaluan kiri tempatnya berasal, D66, merupakan salah satu pemenang utama dalam pemilihan umum pada Maret.
Namun, sejauh ini upaya untuk membentuk pemerintahan baru menghadapi kebuntuan.***