MEDIA PAKUAN - 4 Maret 1822 dengan kekuatan sekitar 400 infanteri dan artileri, Belanda menyerbu Pagaruyung dan daerah sekitarnya.
Pada tengah hari tanggal 4 Maret 1822, serdadu di bawah pimpinan Letnan Kolonel Antoine Theodore Raaff tersebut menduduki Pagaruyung dan kemudian pusat-pusat lain di sebelah tenggara Tanah Datar.
Gubernur Jenderal Van den Bosch mengangkat Letnan Kolonel CPJ Elout menjadi residen dan komandan militer Hindia Belanda di Sumatra Barat.
Baca Juga: Keangkeran Angka 4, Tewaskan 4 orang di Balik Papan Sumatra Barat
Elout sekaligus menggantikan mantan residen Mac Gillavry dan komandan militer Kapten de Rochemont. Ia sampai di Padang pada 4 Maret 1931.
Suatu hari Wilhelmina menjadi seorang Ratu Belanda yang kala itu menduduki Fort de Cock ingin memberikan hadiah istimewa, hingga tercetuslah untuk membuat sebuah menara dengan 4 jam besar yang akan menghiasi setiap sisinya.
Konon, saat jam bermesin Vortmann ini ingin dibuat, Sang Ratu segera memesan angka 4 pada Jam Gadang dalam penulisan Romawi yang berbeda. Tentu bukan kebetulan, Wilhelmina inginkan angka 4 dibuat menjadi ‘IIII’.
Jelas saja Wilhelmina yang kala itu menjadi Ratu Belanda, tidak ingin menimbulkan pemberontakan di wilayah kekuasaannya.
Baca Juga: China dan Jepang Menghindari Angka 4, Terdengar seperti ‘Kematian’ Begini Kata Feng Shui
Di mana Bangsa Indonesia bisa melakukan perlawanan dan beranggapan bahwa Belanda telah menyerah di masa jajahannya.