Benarkah Baikot Kurma Palestina Ramadhan 2024 Kali Ini? Milik Penjajahan Israel: Simak Penjelasannya

- 3 Maret 2024, 15:33 WIB
Ilustrasi buah kurma yang didatangkan dari Israel dan beredar di Indonesia
Ilustrasi buah kurma yang didatangkan dari Israel dan beredar di Indonesia /unplash
 
MEDIA PAKUAN - Menjelang Ramadhan, kurma menjadi salah satu makanan yang paling penting sebagai makanan saat berbuka puasa karena merupakan sunah nabi.
 
Masyarakat pasti mencari kurma yang paling baik, ada beberapa warga yang mencari kurma dari tempat asalnya.
 
Misalnya kurma dari arab ataupun negara arab lainnya.

Kurma dari Palestina pun sempat dipercaya oleh masyarakat sebagai kurma yang baik untuk dikonsumsi.
 
Namun Komisi Hak Asasi Manusia Islam atau Islamic Human Rights Commission (IHRC) telah menyerukan aksi boikot terhadap kurma Palestina. 
 
 
Karena ternyata kurma tersebut adalah milik Israel penjajah sejak beberapa tahun lalu.

Bahkan, seruan boikot itu sudah dikeluarkan masyarakat sipil Palestina sejak 2005.
 
Bukan tanpa alasan, sebelum pembantaian yang dimulai pada Oktober 2023 sampai saat ini, Israel penjajah telah banyak memberikan penderitaan bagi warga Palestina.

Begitu juga dengan kurma pelastina, Israel penjajah telah melakukan Pencaplokan Tanah Palestina sebagai Pemukiman Israel penjajah.
 
Kemudian membangun pemukiman di atas tanah Palestina yang dicuri telah dinyatakan ilegal oleh Mahkamah Internasional dan  Sebanyak 60 persen kurma Israel ditanam di pemukiman ini.

Kurma adalah tanaman mereka yang paling menguntungkan dan berkontribusi signifikan terhadap kelayakan ekonomi mereka.
 
 
Sebanyak 80 persen dari kurma yang diekspor Israel penjajah berasal dari sana, dan Inggris menjadi pasar terbesar ke-2 mereka.

Oleh karena itu pemerintah menyerukan boikot kurma yang berasal dari Palestina atau Israel Jika Anda menentang pemukiman, targetkan produk kurma mereka.

Eksploitasi Pekerja Palestina Pemukim Israel penjajah membawa buruh Palestina bergaji rendah untuk melakukan pekerjaan di perkebunan kurma Israel yang melanggar ini.

Selama musim panen, para pekerja dibawa ke atas pohon-pohon kurma Israel oleh derek yang mengangkat di Sin pagi hari
 
Dibiarkan bertengger di telapak tangan yang menjulang hingga ketinggian 12 meter atau setara dengan bangunan 4 lantai.

Mereka dibiarkan di sana, bergoyang tertiup angin hingga 8 jam bahkan tanpa istirahat ke toilet, tanpa sarana untuk turun sampai derek kembali di penghujung hari.
 
Baca Juga: Segera Lihat Kalender! Inilah Liburan Panjang Lebaran 2024: Masa Cuti Bersama, Yuk Simak Kapan Yah

Hal itu adalah karena mereka dapat memanjat pohon lebih cepat, bekerja lebih sedikit, dan lebih mudah untuk menipu dan mempermalukan mereka.
 
Akibat kemiskinan, keluarga-keluarga Palestina terpaksa mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah dan menyerahkannya kepada para pemukim untuk bekerja dengan harga murah. ***


Editor: Ahmad R

Sumber: PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x