MEDIA PAKUAN - Dalam artikel terbarunya Isaiah McCall membahas TikTok, dimana ia menyebut aplikasi itu sebagai media sosial paling merusak yang pernah ada.
Ia menyebutkan bahwa konsep TikTok secara antarmuka dirancang untuk membajak perhatian dan reseptor dopamin.
Dopamin atau hormon bahagia , perasaan baik, yang merupakan bagian penting dari sistem penghargaan otak.
Dopamin dikaitkan dengan sensasi yang menyenangkan, dengan pembelajaran, memori, fungsi sistem motorik, dan lainnya.
Menurut Aldous Huxley TikTok telah mengambil kendali dua pertiga masyarakat yang rentan terhadap hipnosis, dan telah menempatkan mereka ke dalam keadaan psikosis.
Jutaan orang kecanduan belajar tarian baru, sinkronisasi bibir baru, lelucon baru yang dihargai dengan suka, komentar, dan bagikan.
Jutaan orang kecanduan belajar tarian baru, sinkronisasi bibir baru, lelucon baru yang dihargai dengan suka, komentar, dan bagikan.
Baca Juga: Dipuncak Acara HUT Serikat Perusahan Pers, Pikiran Rakyat Raih Penghargaan Media Brands Awards 2022
Bagi masyarakat TikTok adalah aplikasi media sosial yang sempurna.
Dr. Julie Albright, seorang sosiolog budaya dan komunikasi digital, menyebutkan bahwa pengguna Tik Tok menemukan diri mereka dalam keadaan dopamin yang menyenangkan, terbawa suasana, yang membuat terus menonton. Dengan kata lain seperti hampir menghipnotis seseorang.
Bagi Albright, TikTok adalah kokain digital dengan efek absurd pada dopamin dan otak manusia, seperti tombol yang memberi tahu otak Anda "hei ini terasa enak, lakukan lagi."
Sebuah studi oleh perusahaan pemasaran seluler URL Genius mengungkapkan bahwa TikTok membagikan data seseorang lebih banyak daripada aplikasi media sosial lainnya.
Seseorang bisa terlacak walaupun sudah meninggalkan aplikasi tersebut, dalam hal ini TikTok juga menggunakan pelacak pihak ketiga.
32,5% pengguna Tik Tok berusia antara 10 hingga 19 tahun dan 29,5% diantaranya berusia antara 20 hingga 29 tahun.
Artikel tersebut menyatakan TikTok adalah peluang pemasaran digital terbesar dalam sejarah dan menjual barang kepada Anda, melacak setiap gerakan , dan mengendalikan pikiran seseorang.
Pengguna saat ini kebanyakan adalah anak-anak, mengingat penelitian yang menunjukkan penggunaan teknologi di usia yang terlalu muda akan menghambat perkembangan otak dan keterampilan sosial.
Ini adalah platform yang mendorong orang untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya, di mana semua orang mencoba untuk saling melengkapi.
Orang Yunani Kuno mempercayai bahwa kebijaksanaan berasal dari mengetahui diri sendiri, maka TikTok adalah kebalikannya.***